Menjadi Pribadi Yang Setia

Amsal 20:6-7

(6) Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapa dapat menemukannya? (7) Orang yang benar bersih kelakuannya, berbahagialah keturunannya.

Di dalam perkembangan dunia yang cepat berubah dan drastis ini, nilai-nilai kehidupan yang sejati semakin sulit ditemukan. Salah satu nilai yang mulai langka tetapi sangat mendasar dalam kehidupan manusia adalah kesetiaan. Ayat di dalam Amsal ini memberi ingatan yang tajam bahwa banyak orang bisa menyebut diri sebagai orang yang baik hati, bahkan bisa dengan mudah menunjukkan kepedulian di depan umum. Tetapi, orang-orang yang benar setia masih dipertanyakan. Ternyata sangat sulit dicari.

Pengingat ini perlu direnungkan lebih mendalam, terutama bagi pasangan suami istri yang sedang terus membangun dan meneguhkan komitmen dalam ikatan perjanjian pernikahan. Pernikahan bukan hanya peristiwa kebahagiaan atau kebersamaan sesaat. Pernikahan merupakan perjalanan panjang, penuh dengan dinamika kehidupan. Karena itu, pernikahan seharusnya ditopang dengan pondasi yang kokoh, yaitu kesetiaan. Di dalam kehidupan rumah tangga, kesetiaan menjadi petunjuk moral, pelindung relasi dan kekuatan untuk tetap bertahan di dalam berbagai macam tantangan kehidupan rumah tangga.

Kesetiaan di dalam pernikahan, bukan sekedar tidak selingkuh. Kesetiaan dinyatakan dengan kehadiran utuh, baik secara fisik, emosional maupun spiritual. Seorang suami yang setia, bukan hanya tidak berselingkuh, tetapi yang mau tetap hadir secara penuh di rumah, mendengar dengan empati dan terus mencintai pasangannya meskipun dalam kondisi kelelahan. Seorang istri yang setia, bukan hanya yang tetap tinggal bersama suami, tetapi juga yang setia menghormati, mendukung dan mendoakan suaminya, meski dalam pergumulan.

Kesetiaan berarti kita tetap memilih pasangan kita setiap hari, meskipun dalam kenyataannya tidak selalu seindah yang diimpikan dan diinginkan. Di masa-masa yang sulit, kesetiaan akan diuji. Di masa-masa jenuh, kesetiaan akan membuktikan nilai sejatinya. Di masa sukacita, kesetiaan menjadikan kehidupan rumah tangga semakin indah, karena telah dibangun di atas dasar pengorbanan dan kepercayaan.

Di ayat 7 menjelaskan bahwa orang benar akan hidup dalam ketulusan. Ketulusan itulah yang muncul dari kesetiaan yang terjaga dan teruji. Hidup yang tulus itu mengalirkan berkat bagi anak-anaknya. Artinya, kesetiaan bukan hanya berdampak pada hubungan atau relasi antara suami istri, tetapi juga berdampak baik secara jangka panjang bagi keturunan dan generasi berikutnya.

Ketika anak-anak melihat bahwa orangtua mereka saling mencintai, saling menghormati dan tetap bertahan dalam berbagai macam tantangan kehidupan rumah tangga, mereka sedang belajar tentang kasih yang sejati. Mereka juga sedang belajar tentang komitmen dan tentang iman yang hidup. Bahkan di dalam keheningan dari keluarga itu, kesetiaan orang tua akan mengajar anak-anak lebih dari ribuan kata.

Ketulusan tidak berarti tanpa ada cela. Ketulusan artinya mau terbuka, jujur dan memiliki sikap rendah hati. Pasangan yang hidup dalam ketulusan adalah pasangan yang saling mengakui kelemahan, saling meminta maaf jika bersalah dan terus berusaha untuk memperbaiki diri. Dari hal itu, kesetiaan akan terus bertumbuh dan Tuhan akan dipermuliakan di dalam keluarga.

Tiga pilar yang perlu dipertahankan dalam pernikahan: (1) Konsistensi dalam kasih. Kasih sejati tidak bergantung pada suasana hati atau kondisi pasangan. Kasih sejati adalah keputusan dan komitmen. Kesetiaan berarti tetap mau mencintai, meskipun pasangan sedang tidak ideal; (2) Siap mengampuni. Jika mau jujur, sebenarnya tidak ada pernikahan tanpa luka. Tetapi, kesetiaan hadir ketika kita memilih untuk mengampuni, bukan menuntut kesempurnaan. Mengampuni bukan berarti melupakan, tetapi membuka pintu pemulihan. Kita memilih untuk mengampuni karena demikianlah kasih Kristus kepada kita; (3) Bertumbuh bersama di dalam Tuhan. Pasangan yang setia bukan hanya bertahan, tetapi bertumbuh bersama. Ketika pasangan suami istri membangun relasi yang sehat kepada Tuhan, sebenarnya mereka akan terus didekatkan.

Kesetiaan bukan sekedar kata-kata indah. Kesetiaan seharusnya tindakan nyata yang bisa berdampak baik secara luas. Pasangan setia adalah hadiah, bukan hanya untuk pasangannya, tetapi juga untuk anak-anak, keluarga besar dan komunitasnya. Kesetiaan suami istri akan menjadi kesaksian yang hidup. Di dunia yang seringkali memperlihatkan cinta instan dan komitmen yang mudah luntur, rumah tangga Kristen dipanggil untuk menjadi terang

Marilah kita menjadi pasangan suami istri yang setiap hari terus membangun kehidupan rumah tangga yang tulus, setia dan berakar di dalam kasih Kristus. Berharap bahwa rumah tangga kita akan menjadi tempat cinta bertumbuh, pengampunan mengalir dan kesetiaan terjaga.

Views: 14

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top