Imamat 23:1-3
Pasal ini akan berbicara tentang berbagai macam hari-hari raya yang ditetapkan oleh Tuhan bagi bangsa Israel. Waktu perayaan ini merupakan hari sukacita, hari ketika orang Israel memperingati dan merayakan sesuatu. Akan ada tujuh hari raya yang akan dibahas di pasal ini. Hari raya ini tidak termasuk hari Sabat, karena sebenarnya hari Sabat bukan hari raya. Sabat terjadi setiap minggu, sebagai hari yang dikhususkan oleh orang Israel. Sabat terjadi pada hari yang ketujuh. Tuhan telah menghentikan semua pekerjaan penciptaan pada hari ketujuh. Hari ketujuh menggambarkan kesempurnaan, sesuatu yang sudah diselesaikan oleh Tuhan.
Di dalam Alkitab, angka tujuh sering dipakai untuk menggambarkan kesempurnaan. Akan ada tujuh hari perayaan yang akan dibahas di pasal ini. Selain itu, ada juga pembahasan mengenai bulan ketujuh. Pada bulan ketujuh di setiap tahun, ada banyak hari raya yang akan diselenggarakan. Dari semua hal ini, Tuhan ingin menggunakan hari-hari raya ini untuk melambangkan atau menggambarkan sesuatu. Tujuh hari raya akan menggambarkan kesempurnaan.
Mengenai Sabat, sudah banyak yang sudah dijelaskan dalam renungan ini sebelumnya. Ada sebagian orang Kristen hari ini yang menganggap hari Sabat atau Sabtu itu sebagai hari yang kudus. Pada hari itu, mereka tidak melakukan apa-apa, seperti yang dilakukan oleh orang Yahudi. Memang di Perjanjian Lama, hari Sabat ini benar-benar dikhususkan. Ada banyak aturan untuk menguduskan hari Sabat ini. Penting bagi kita untuk membaca dan memahami keseluruhan Alkitab dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru.
Perjanjian Baru telah menjelaskan Perjanjian Lama. Di dalam Perjanjian Baru, Tuhan tidak lagi melakukan segala sesuatu dengan cara yang sama seperti yang tercatat di Perjanjian Lama. Di dalam Yohanes 5:18 dikatakan, “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.”
Di ayat itu dengan jelas dikatakan bahwa Yesus telah meniadakan hari Sabat. Seandainya ada orang yang ingin terus mempertahankan hari Sabat, seharusnya mereka juga mempertahankan hukum Taurat yang lain secara konsisten. Selain itu, jika hari Sabat masih dipertahankan, seharusnya tujuh hari raya orang Yahudi yang lain juga tetap dipertahankan dan diselenggarakan. Tetapi sampai hari ini, tidak ada orang yang mengaku Kristen tetapi memperingati hari-hari raya itu dengan lengkap.
Kita pada saat ini sudah tidak terikat dengan hari-hari raya itu. Di dalam Kolose 2:16-17 dikatakan, “Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.”
Semua hari raya dan hari Sabat itu adalah bayangan dari Kristus. Karena itu, ketika Kristus sudah datang ke dunia ini, maka semua hari-hari itu sudah dihilangkan. Jangan sampai ada orang menghukum atau menuduh kita berbuat salah karena kita tidak lagi mengingat hari-hari itu.
Views: 22