Imamat 23:3-8
Mengenai hari Sabat, pengajaran rohani yang Tuhan inginkan adalah bahwa Sabat ini merupakan saat ketika manusia menghentikan semua kegiatan dan pekerjaannya, lalu berpaling kembali kepada Tuhan. Pada prinsipnya, manusia memiliki pemikiran yang sangat duniawi. Manusia harus memenuhi keperluannya untuk makan dan hidup. Karena itu, ada kecenderungan bagi manusia untuk mementingkan hal-hal yang duniawi dan materi.
Ketika Yesus datang, Ia memutarbalikkan semua itu. Yesus berkata bahwa manusia tidak hanya hidup dari roti saja, melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Tuhan (Matius 4:4). Manusia sangat memerlukan Tuhan. Tetapi manusia yang sangat duniawi akan cenderung melupakan Tuhan. Manusia akan lebih fokus pada pengajaran dan pencarian hal-hal materi. Inilah yang mau diajarkan melalui gambaran hari Sabat. Manusia rohani seharusnya bisa menyisihkan waktu dalam hidupnya untuk berhenti memikirkan materi dan berfokus pada Tuhan.
Di dalam Perjanjian Lama, ketika masuk ke hari Sabat, maka bangsa Yahudi menghentikan semua kegiatan dan aktivitas duniawinya. Mereka tidak bekerja dan fokus pada Tuhan dalam satu hari itu. Di zaman ini, kita tidak lagi diharuskan seperti orang Yahudi. Tetapi kita harus tetap menerapkan prinsip dari hari Sabat itu. Kita seharusnya menyisihkan waktu dari kesibukan sekuler (duniawi) kita, dari keinginan kita untuk mencari materi. Di zaman ibadah hakikat ini, seharusnya kita bisa mendekatkan diri kepada Tuhan setiap saat.
Hari raya petama adalah Paskah dan hari raya kedua adalah Roti Tidak Beragi. Kedua hari raya ini saling berdekatan. Karena itu, seringkali hari raya ini disatukan, baik dalam penyebutan maupun dalam pelaksanaan. Pada zaman Yesus Kristus, hari raya Paskah dimasukkan menjadi satu bagian dari hari raya Roti Tidak Beragi. Pada tanggal empat belas bulan Nisan sudah bisa disebut sebagai hari raya Paskah. Sedangkan tanggal lima belas sampai dua puluh satu bulan Nisan, disebut sebagai hari raya Roti Tidak Beragi. Ada orang-orang tertentu yang menyebut semuanya sebagai hari raya Roti Tidak Beragi.
Kedua hari raya ini diselenggarakan karena pelepasan orang Israel dari tanah Mesir. Penjelasan yang lengkap mengenai hari raya ini, ada di dalam renungan kitab Keluaran. Pada hari Paskah, ada anak domba yang harus disembelih. Pada waktu mereka keluar dari tanah Mesir, itulah yang mereka lakukan, supaya malaikat Tuhan tidak membunuh semua anak sulung mereka. Ketika rumah tersebut sudah melakukan penyembelihan domba tidak bercacat dan darahnya dipoleskan di ambang pintu, maka di rumah itu tidak akan ada kematian.
Paskah memiliki makna bahwa Yesus Kristus telah mati menggantikan kita. Ada domba yang mati supaya anak sulung tidak mati. Ada domba yang disembelih dan darahnya dipoleskan pada rumah, supaya tidak ada kematian. Ini adalah gambaran dari pelepasan kita dari perbudakan dosa. Setelah itu langsung diikuti dengan hari raya Roti Tidak Beragi. Di dalam Alkitab, ragi selalu menggambarkan dosa dan kejahatan, serta pengajaran yang salah. Setelah orang diselamatkan dari dosa, seharusnya tidak ada ragi lagi dalam hidupnya.
Views: 22