Saling Menghargai Di Dalam Keluarga

1 Korintus 16:16-18; Filipi 2:4

Keluarga dan gereja merupakan gambaran yang sama di dalam Alkitab. Hubungan suami dan istri digambarkan sebagai hubungan antara Yesus dengan jemaat-Nya (Efesus 5:31-33). Di dalamnya harus saling mengasihi dan juga menghargai. Keluarga itu penting, karena tempat kita bertumbuh pertama kali. Keluarga juga merupakan pusat pengembangan semua aktivitas. Seharusnya di dalam keluarga kita merasa aman. Keluarga merupakan tempat utama untuk mengenal kebenaran firman Tuhan.

Salah satu persoalan yang serius yang sering terjadi dalam keluarga adalah rasa saling menghargai di antara anggota keluarga. Saling menghargai itu penting, karena keluarga akan menjadi sehat, kuat, penuh kebahagiaan, ketenteraman, saling terbuka, saling percaya dan tidak mudah untuk terjerumus dalam persoalan-persoalan yang tidak perlu.

Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan supaya bisa tetap saling menghargai di antara anggota keluarga:

  1. Selalu menyadari bahwa pasangan kita, bahkan anak kita berasal dari Tuhan dan pasti itu yang paling baik dan paling cocok dengan kita. Mungkin banyak orang yang berandai-andai, seandainya dulu dia menikah dengan orang lain. Tetapi, belum tentu cocok. Kesadaran ini penting, supaya kita bisa bersyukur.
  2. Perbedaan itu wajar dan berpotensi untuk saling melengkapi. Kalau di dunia ini semuanya sama, maka akan monoton dan tidak berwarna. Perbedaan membuat kita bisa belajar untuk saling menghargai. Bahkan perbedaan itu bisa kita nikmati, karena pada dasarnya perbedaan itu indah.
  3. Belajar untuk memulai segala sesuatu dari “saya”. Jangan mencoba untuk merubah orang lain. Berusahalah untuk merubah segala sesuatu mulai dari diri sendiri. Belajar untuk mempengaruhi orang lain dengan hal-hal yang positif, bukan menekan untuk merubah perilaku orang lain.
  4. Berusaha untuk memberi bukan menerima. Berusaha untuk membahagiakan bukan dibahagiakan. Ketika kita membahagiakan pasangan kita atau anggota keluarga kita, maka kita pun akan bahagia.
  5. Jangan fokus pada kekurangan atau kesalahan, fokuslah pada kelebihan. Karena kekurangan atau kesalahan kecil biasanya lebih menarik perhatian daripada kelebihan dan perilaku baik yang mungkin lebih sering dilakukan.
  6. Buang ‘gengsi’. Dengan cara seperti itu, kita akan mudah minta maaf jika salah. Kita juga akan mudah untuk memaafkan jika yang lain berbuat salah kepada kita.

Ada juga orang-orang yang sulit untuk menghargai orang lain. Biasanya mereka hidup dengan trauma, tidak bisa mengampuni orang lain serta salah memahami konsep tentang kebahagiaan keluarga.

Keluarga Adam dan Hawa awalnya penuh dengan kasih dan saling menghargai. Tetapi, seiring berjalannya waktu, keinginan untuk mengambil keputusan sendiri serta kurang percaya satu dengan yang lain menjadi celah bagi kehancuran keluarga. Dalam mempertanggung-jawabkan perbuatan dosa itu, mereka saling menyalahkan. Pada akhirnya mereka mengalami pemulihan keutuhan keluarga, ketika mereka saling menghargai satu sama lain.

Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!

Views: 1102

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top