Efesus 6:1-9
Pada prinsipnya, semua manusia di dunia ini setara di hadapan Tuhan. Sesama manusia adalah sesama ciptaan Tuhan, tidak memandang tua dan muda, tidak memandang kaya dan miskin, tidak memandang dalam status sebagai orang tua maupun anak. Perbedaan biasanya hanya di peran dan fungsi masing-masing. Cara seseorang memperlakukan orang lain menunjukkan cara dia menghargai Tuhan. Orang yang memperlakukan orang lain dengan tidak baik, kehidupannya pasti juga tidak baik di hadapan Tuhan. Dengan yang kelihatan saja tidak baik, apalagi dengan yang tidak kelihatan.
Firman Tuhan mengajarkan kebaikan dan kesopanan. Firman Tuhan menjadi penuntun utama dalam kehidupan kita untuk berperilaku yang baik. Firman Tuhan di dalam Matius 22:39 menuntun kita untuk mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Kita tidak perlu belajar untuk mengasihi diri sendiri, karena setiap orang kecenderungannya mengasihi diri sendiri. Yang perlu kita pelajari dan lakukan adalah mengasihi sesama kita, terutama saudara kita seiman. Tuhan mengajarkan kita untuk saling mengasihi dan menghormati, antar sesama manusia. Di hadapan Tuhan tidak ada perbedaan, karena manusia memiliki Tuhan yang sama, serta seharusnya mengabdi kepada Tuhan yang sama.
Sebagai orang percaya, seharusnya kita bisa menjadi contoh dalam menghargai dan menghormati sesama manusia. Ketika Yesus bertemu dengan anak-anak, Ia sangat mengasihi mereka. Ketika Yesus bertemu dengan orang berdosa, Yesus menuntun serta menolong mereka. Ketika Yesus bertemu dengan perempuan Samaria di sebuah sumur (Yohanes 4), Yesus menghargainya, meskipun perempuan itu perilakunya tidak baik. Yesus selalu memperlakukan manusia dengan sangat baik. Orang-orang yang membenci Dia pun diperlakukan dengan sangat baik. Yesus memberikan diri-Nya kepada orang berdosa, rela mati di salib.
Jemaat di Efesus memiliki tanggung jawab untuk menjadi contoh bagi masyarakat kota Efesus yang sebagian besar mereka menyembah dewa dan tidak mengenal Tuhan. Khusus di pasal 6, Paulus menekankan tentang hubungan yang baik antar sesama manusia, terutama di dalam keluarga, termasuk orang-orang lain yang ada di dalam keluarga orang Kristen.
Pertama, hubungan antara anak dan orangtua. Pada saat anak masih kecil, mereka harus dididik untuk taat kepada orangtua dalam takut akan Tuhan. Setelah mereka dewasa, mereka harus dididik untuk menghormati orangtua, dengan janji bahwa mereka akan berbahagia serta panjang umur di bumi. Tanggung jawab orang tua adalah mengajari anak-anak untuk mengenal firman Tuhan serta nilai-nilai kehidupan yang baik dan bijaksana. Bapa-bapa harus mengajar dan mendidik anak-anaknya, bukan membangkitkan amarah. Orangtua tidak boleh membiarkan anak-anak atau mengatakan kepada anak bahwa “jika sudah besar, pasti mereka tahu sendiri.” Orangtua seperti ini biasanya akan menyesal di masa tuanya. Mengajar anak sejak dini itu penting, harus dilakukan dengan konsisten dan tidak terjadi perbedaan antara perkataan dan perilaku.
Yang kedua adalah hubungan antara hamba dengan tuan. Pada waktu itu masih ada perbudakan. Paulus menegaskan bahwa budak-budak yang sudah bertobat, mereka tetap ada di bawah kekuasaan tuannya. Jika Tuhan menghendaki, budak-budak ini bisa menjadi kesaksian bagi tuannya, ada perubahan dalam hidupnya. Misalnya di dalam surat Filemon, ada seseorang bernama Onesimus yang pada waktu itu menjadi budak Filemon, dan Onesimus bertobat. Ketika Paulus meminta pertolongan Onesimus, dia tetap meminta izin kepada Filemon. Hal ini tentu berbeda dengan saat ini. Jika kita bekerja di suatu tempat dan ternyata di tempat kerja kita banyak hal yang membuat kita bisa terjatuh atau membuat kita jauh dari Tuhan, kita bisa mengundurkan diri sewaktu-waktu.
Di dunia ini, status dan peran kita bisa berbeda. Kita harus menjalankan peran kita dengan baik, dengan tujuan untuk memuliakan Tuhan. Yang paling penting dari semuanya itu adalah peran kita di dalam keluarga. Dari keluarga seharusnya pengenalan kepada Yesus Kristus itu dibangun, supaya ikut serta membangun jemaat. Daripada kita ke gereja membawa masalah, lebih baik kita ke gereja untuk menjadi berkat serta kesaksian yang baik.
Views: 11