Mematahkan Rantai Keburukan

2 Raja-raja 22:1-20

Seorang anak secara alamiah akan meniru orang tuanya, orang yang paling dekat dengannya. Karena itu anak sering disebut sebagai raport keluarga. Anggapan yang umum mengatakan bahwa seorang anak dengan latar belakang keluarga yang berantakan, ketika menikah cenderung keluarganya akan berantakan juga. Kehidupan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh keluarganya. Memang tidak semuanya seperti itu, tetapi pada umumnya perkembangan dan pertumbuhan anak-anak sangat dipengaruhi oleh keluarganya.

Walaupun demikian, seorang anak masih bisa keluar dari rantai keburukan tersebut. Kita belajar dari Yosia. Yosia lahir ketika Kerajaan Yehuda sudah hidup jauh dari Tuhan selama dua generasi. Artinya masa kepemimpinan kakek dan ayahnya adalah kepemimpinan yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Pada awalnya Yosia tidak sadar bahwa cara hidup orang tuanya dan bangsanya itu salah, paling tidak selama sepuluh tahun. Yosia diangkat menjadi raja pada usia delapan tahun. Semuanya dianggap normal dan baik-baik saja. Sampai suatu hari, ketika raja Yosia berusia delapan belas tahun, imam besar Hilkia menemukan kembali kitab Taurat. Setelah membacanya, Yosia sadar akan dosa keluarga dan bangsanya. Akhirnya Yosia mengambil keputusan untuk memperbaharui seluruh kehidupan keluarga dan bangsanya.

Tidak mudah untuk mengambil keputusan dan menentukan langkah-langkah untuk bisa keluar dari rantai keburukan ini. Hal yang dilakukan oleh Yosia yang harus kita teladani adalah:

  1. Dia berusaha untuk mencari Tuhan. Tuhan bisa menyatakan diri dan firman-Nya melalui wahyu umum (hati nurani dan ciptaan-Nya). Pada saat itu yang dilakukan adalah memperbaiki bait Allah. Rumah Tuhan ini sudah tidak pernah dipakai selama dua generasi. Walaupun raja Yosia mungkin tidak pernah mendengar tentang kebaikan Tuhan dari orang tuanya, tetapi dia mempunyai kerinduan untuk itu. Jika ada usaha untuk mencari Tuhan, Tuhan selalu membuka jalan. Jika ada yang ingin mengerti tentang kebenaran, Tuhan akan menuntunnya.
  2. Melalui imam besar Hilkia, raja Yosia menemukan kitab Taurat di rumah Tuhan itu. Tidak ada tempat yang indah untuk mendapatkan kebenaran selain di Rumah Tuhan. Inilah motivasi yang harus kita punyai ketika kita ke gereja. Ke gereja adalah untuk mencari kebenaran, untuk mencari terang firman Tuhan.
  3. Ketika raja Yosia mendengarkan pembacaan kitab tersebut, Yosia bertobat. Tanda pertobatan di PL adalah dengan cara mengoyakkan pakaian. Ini adalah langkah awal yang penting. Setelah bertobat, raja Yosia ingin mengetahui langkah-langkah selanjutnya, untuk mengetahui kehendak Tuhan atas hidupnya dan bangsanya.
  4. Pertobatan membawa pendamaian. Akhirnya Yosia dan bangsanya selamat.

Banyak orang yang sudah bisa mematahkan rantai keburukan ini. Mungkin dulunya kita adalah keturunan dari orang yang tidak percaya. Mungkin keluarga orang tua kita pernah terpuruk. Jika kita saat ini bisa keluar dari semua itu dan ada bersama-sama dengan Tuhan, maka tugas kita adalah mempertahankan semua itu, sehingga keturunan kita bisa menikmati damai sejahtera di dalam Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!!

Views: 12

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top