1 Tesalonika 5:21-22
Jemaat Tesalonika merupakan jemaat yang memiliki cara hidup yang patut menjadi kesaksian dan teladan dalam iman, pengharapan dan kasih. Tiga hal penting dalam kehidupan kekristenan tersebut seringkali ditekankan oleh Paulus (1 Kor 13:13). Di Tesalonika, Injil berakar kuat dan iman bertumbuh dengan pesat. Tetapi Paulus juga perlu menasihati jemaat agar mereka bisa bersikap kritis terhadap segala sesuatu, terutama terkait informasi yang berkembang di antara jemaat pada saat itu. Menurut Paulus, informasi yang simpang siur memiliki potensi besar untuk merusak hubungan dengan Paulus dan bahkan merusak kesatuan jemaat. Karena itu, di akhir surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika, di antara beberapa nasihat yang perlu ditekankan, salah satunya adalah “ujilah segala sesuatu.” Paling tidak ada dua hal yang mendorong Paulus menekankan nasihat ini.
Pertama, di dalam 1 Tes 2:1-20, Paulus mengklarifikasi berita jelek tentang dirinya yang dicitrakan sebagai seorang yang motivasinya tidak murni, penuh tipu daya, gila hormat dan mempunyai keserakahan yang tersembunyi untuk memanfaatkan jemaat demi keuntungan pribadi. Berita ini bukan berita yang sehat, namun beredar di kalangan jemaat. Kenyataan seperti ini bukan hal yang asing dalam hidup bergereja, termasuk pada masa sekarang. Tidak jarang tersebar berita-berita negatif tentang pemimpin gereja, dengan berbagai macam tambahan informasi yang belum tentu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dan biasanya, berita negatif akan cepat menyebar, apalagi sekarang sudah menggunakan fasilitas online seperti media sosial atau chatting group. Saat ini banyak kecendrungan orang meneruskan informasi-informasi kepada orang lain tanpa memastikan kebenaran infomasi tersebut. Hubungan yang dibangun bertahun-tahun, hancur dalam sekejap. Cinta menjadi benci, berkat menjadi kutuk, sahabat dianggap penghianat, teman menjadi lawan. Segala kebaikan, pelayanan dan jasa bagaikan uap yang lenyap tanpa bekas dalam sekejap hanya karena hembusan sebuah berita yang seringkali belum teruji kebenarannya.
Kedua, nasihat “ujilah segala sesuatu” berkaitan dengan karunia bernubuat yang sepertinya marak dalam hidup berjemaat di masa para rasul. Banyak orang yang mudah mengatasnamakan Tuhan dan menyuarakan nubuat-nubuat tertentu. Tanpa sikap yang kritis, berita seperti itu dapat menimbulkan kegelisahan dan goncangan. Beberapa kali kita mendapatkan berita (nubuatan) ada orang yang mengatakan bahwa hari ini atau tanggal ini Tuhan Yesus akan datang dan zaman akan berakhir. Bahkan ada orang yang percaya, mereka berkumpul di suatu tempat dan meninggalkan semua miliknya. Tetapi sampai saat ini, nubuatan tersebut tidak pernah terjadi. Karena itu Paulus menghibur dan menasihatkan agar jemaat tetap berpegang pada iman dan pengajaran yang benar serta bersikap saling membangun satu dengan yang lain (1 Tes 5:9-11).
Kemajuan teknologi informasi akhir-akhir ini berkembang sangat pesat, membuka pintu yang lebar bagi masuk dan penyebaran informasi. Diperlukan sikap bijak dalam menerima perubahan zaman dengan segala teknologinya, sekaligus sikap kritis dalam penggunaannya. Teknologi informasi sekarang bisa membuat orang yang jauh menjadi dekat, sekaligus yang dekat menjadi jauh. Dia bisa menjadi teman yang bermanfaat tetapi juga dapat menjadi lawan bagi keharmonisan keluarga dan komunitas. Dia dapat memberikan informasi yang membangun dan mengembangkan pengetahuan, iman dan hal-hal yang berguna, tetapi juga dapat merusak kepribadian, meruntuhkan iman, merobohkan keluarga dan menghancurkan kebersamaan serta kepercayaan. Karena itu, ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.
Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!
Views: 13