Kasih Bagi Orang Percaya

2 Yohanes 1:1-6

Tanggal 14 Februari diperingati sebagai hari Valentine atau hari kasih sayang oleh sebagian penduduk di dunia. Peringatan ini sampai saat ini masih pro dan kontra, ada yang merayakannya dan ada yang tidak. Kisah-kisah dari berbagai versi muncul, membuat hari Valentine ini menjadi hari yang khusus dan seringkali dipakai oleh kalangan muda untuk saling menyatakan cinta, saling memberi coklat, atau bahkan dipakai untuk hal-hal yang tidak semestinya.

Bagi kita, sebagai orang percaya, mengasihi adalah keharusan. Kita harus tahu alasan kita mengasihi, karena Tuhan Yesus terlebih dahulu menyatakan kasih-Nya yang sangat besar bagi kita. Meskipun setiap saat kita bisa saling mengasihi, baik mengasihi Tuhan maupun sesama, tetapi di hari-hari tertentu seperti hari Valentine ini, kita kembali diingatkan tentang kasih tersebut. Ada banyak makna tentang kasih di dunia ini. Tetapi bagaimana makna kasih yang Tuhan sampaikan kepada kita, sebagai orang-orang yang percaya kepada Tuhan?

Pertama, menurut ayat 4-6, kasih itu perintah. Perintah adalah sesuatu yang harus dilakukan. Jika tidak melakukannya, akan terjadi hal yang buruk. Perintah itu akan menjadi beban jika kita melakukannya dengan terpaksa. Tetapi perintah itu akan menjadi kebiasaan, jika kita terus menerus melakukannya dengan baik. Tidak ada perintah Tuhan yang bertujuan untuk menjatuhkan atau membuat kita sengsara. Tuhan memerintahkan kepada kita untuk saling mengasihi satu dengan yang lain. Perintah untuk mengasihi ini bahkan menjadi hukum terutama, yaitu mengasihi Tuhan dan sesama. Kasih agape adalah kasih yang pernah diajarkan oleh Tuhan Yesus secara langsung melalui pengorbanan-Nya. Sedangkan kasih yang lain, yaitu storge, philia dan eros, adalah kasih yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari ketika hidup bersama dengan orang lain.

Kedua, kasih itu pilihan yang harus dikejar. 1 Korintus 14:1 mengatakan, “Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.” Jika kita membaca kelanjutan dari ayat ini, kasih adalah hal paling utama untuk dikejar dan diusahakan. Ketika kita mengejar sesuatu, artinya itu adalah yang paling penting untuk dipilih. Karena manusia diberi kehendak bebas, maka manusia bebas untuk memilih. Ketika kita menganggap kasih itu penting, maka kita akan mengejarnya sampai dapat. Sesuatu yang diusahakan dengan begitu rupa, merupakan sesuatu yang lebih penting dari yang lain.

Ketiga, kasih itu akan terlihat dalam tindakan. 1 Yohanes 3:18 menyatakan, “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.” Ketika kita mengasihi Tuhan atau sesama, maka apa yang kita katakan harus selaras dan sama dengan apa yang kita perbuat. Ketika kita menyatakan cinta kepada seseorang, maka lakukanlah sesuatu untuk menunjukkan cinta kita kepada orang tersebut. Ketika kita berkata bahwa saya mengasihi Tuhan, maka tunjukkanlah kasih itu kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh. Ketika kita berkata bahwa saya cinta dengan gereja, tunjukkanlah itu, paling tidak dalam pelayanan kita yang kita persiapkan dengan sebaik-baiknya dan kita berikan itu kepada Tuhan melalui gereja. Setiap hari, Tuhan memberikan kesempatan kepada kita untuk menunjukkan kasih kita kepada Tuhan dan kepada sesama.

Keempat, kasih itu komitmen. 1 Yohanes 4:16 mengatakan, “Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.” Kasih kita kepada Tuhan sebenarnya akan sangat dipengaruhi oleh kasih kita kepada orang lain. Jika kita tidak bisa mengasihi orang lain yang kelihatan, maka mustahil kita bisa mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan. Dalam hal ini Tuhan berjanji bahwa ketika kita berada di dalam kasih, maka Tuhan akan senantiasa beserta dengan kita. Komitmen atau kesetiaan akan diuji dengan waktu. Supaya kita bisa mengasihi Tuhan, maka kasihilah orang-orang yang ada di dekat kita.

Kalau keempat hal di atas sudah bisa kita lakukan, baru nanti kita akan masuk dalam era atau masa yang baru, yaitu mengasihi musuh. Matius 5:44 mengatakan, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Yesus telah memberi contoh akan hal ini pada saat Dia terpaku di atas kayu salib. Ini adalah ajaran kasih tertinggi yang pernah diajarkan kepada manusia di muka bumi ini. Inilah yang seharusnya membedakan antara orang Kristen dengan orang lain. Siapkah kita? Bisakah kita? Semoga!

Views: 174

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top