Markus 12:38-44
Selama kita menjadi orang Kristen, seharusnya kita sudah banyak mendapat berkat dari Tuhan. Karena itu, patutlah kita mengucap syukur dan memberikan persembahan atas kebaikan Tuhan itu. Persembahan yang bisa kita berikan tidak terbatas pada barang atau uang saja. Di dalam Markus 12:28-34 persembahan yang utama adalah kasih. Selama kita hidup sebagai orang percaya, kita harus mengasihi Tuhan dan sesama. Biasanya kita akan memberikan kasih itu dari kelebihan yang kita punya, karena menginginkan pemberian yang terbaik untuk Tuhan.
Masuk di dalam ayat yang kita baca, ternyata ingin menjelaskan kepada kita bahwa Tuhan sangat mencintai orang yang memberikan persembahan dari kekurangannya, bukan dari kelebihannya saja. Seringkali kelebihan seseorang lebih mudah dipakai untuk menguasai orang lain dan menyombongkan diri. Tidak sedikit manusia yang menggunakan kelebihannya secara berlebihan, sehingga lupa mengakui bahwa dirinya juga mempunyai kekurangan. Seharusnya kita sadar bahwa kekurangan itu ada supaya kita tahu bahwa kita tidak bisa hidup tanpa pertolongan Tuhan dan orang lain.
Karena itulah Tuhan memberikan peringatan kepada para murid supaya tidak mengikuti karakter para ahli Taurat yang sombong, tinggi hati dan suka menindas orang lain. Para ahli Taurat telah salah menggunakan jabatan dan kelebihan mereka. Mungkin kita pernah menjumpai orang-orang masa kini yang mempunyai sifat dan karakter yang hampir sama dengan para ahli Taurat. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya kekerasan, intoleransi beragama dan tekanan-tekanan kepada kaum lemah.
Untuk meminimalisir hal tersebut, Yesus memberi contoh kepada para murid tentang seorang janda yang memberikan persembahan kepada Tuhan dari kekurangannya (ayat 41-44). Tuhan memberikan contoh tersebut supaya kita tidak hanya menggunakan kelebihan kita, tetapi juga kekurangan kita untuk mengasihi dan melayani-Nya.
Tuhan sudah membebaskan kita dari dosa dan maut. Tetapi hal tersebut tidak berarti bahwa kita bebas melakukan apa saja dan melewati batas. Kelebihan yang ada pada kita bukan untuk kemuliaan diri sendiri. Kematian Kristus menandakan bahwa Tuhan sudah menjadi bagian dalam hidup orang percaya.
Karena itu, selama kita masih bernafas, kita harus hidup di dalam Dia. Mari kita belajar untuk menyerahkan seluruh hidup kita sebagai persembahan kepada Tuhan, persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah. Ketika kita sudah menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan dan menggunakan kelebihan dan kekurangan kita untuk mengasihi orang lain, maka hidup kita akan menjadi persembahan yang baik di mata Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!
Views: 67