Firman Tuhan Bergema

1 Tesalonika 1:2-10

Jemaat Tesalonika merupakan salah satu jemaat yang dirintis oleh rasul Paulus. Jemaat ini unik dibandingkan dengan jemaat yang lain. Menurut ayat 7, jemaat di sini menjadi teladan di seluruh wilayah Makedonia (provinsi yang mencakup kota Filipi, Tesalonika dan Berea) dan Akhaya (provinsi tetangga yang mencakup kota Korintus dan Athena). Sebenarnya ada jemaat Korintus yang lebih terkenal karena mempunyai banyak karunia, tetapi Paulus tidak pernah menjadikannya sebagai jemaat teladan. Menurut Kis 17:1-10a, Paulus hanya melayani dalam waktu yang sangat singkat di Tesalonika.

Apa yang terjadi pada jemaat Tesalonika? Mereka ternyata memperlihatkan kepada orang lain bagaimana sepatutnya hidup sebagai orang percaya. Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari:

  1. Pekerjaan iman mereka. Jemaat Tesalonika menunjukkan iman mereka dari perbuatannya. Pekerjaan iman adalah perbuatan (pekerjaan) yang terpancar dari iman, atau dilakukan karena iman. Dari kesaksian hidup dan apa yang mereka lakukan ini menunjukkan bagaimana mereka beriman. Iman memang seharusnya dapat dilihat oleh orang lain. Karena itulah Yakobus 2:17 menyebut bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Kita dapat membuat firman Tuhan bergema ketika kita melakukan tindakan-tindakan nyata sesuai dengan iman dan ajaran firman Tuhan. Jemaat Tesalonika beriman dengan cara yang radikal (ayat 9). Mereka meninggalkan berhala-berhala dan berbalik kepada Tuhan. Mereka tidak mau berkompromi, sehingga ada perbedaan yang jelas antara sebelum dan sesudah mereka bertobat. Kita bisa melihat iman seseorang, salah satunya dari banyaknya waktu yang diberikan untuk melayani Tuhan. Yang lebih hebat, jemaat Tesalonika memperlihatkan iman mereka di tengah-tengah penindasan (Kis 17:1-10).
  2. Usaha kasih mereka.  Iman jemaat ini dinyatakan lewat kasih kepada Tuhan dan sesama. Kasih yang sudah diterima oleh mereka tidak berhenti pada diri sendiri, tetapi kasih ini juga disampaikan kepada orang lain. Di dalam penganiayaan yang berat, tidak mudah untuk melakukan kasih, karena sebenarnya merekalah yang memerlukan kasih.
  3. Tekun dalam pengharapan kepada Tuhan. Yesus mengajarkan tentang hidup dalam pengharapan. Jemaat Tesalonika teguh dalam pengharapan mereka dan sabar menderita. Pengharapan orang percaya adalah kedatangan Yesus yang kedua kali (maranatha). Hidup dalam pengharapan berarti juga dapat melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat oleh mata jasmani, tetapi dapat dilihat oleh iman karena percaya pada firman yang dikatakan di dalam Alkitab. Tujuan menjadi Kristen bukan saja untuk masuk sorga tetapi juga untuk hidup bagi Kristus. Untuk hidup bagi Kristus memerlukan ketaatan, perjuangan dan ketekunan.

Keterbatasan jemaat Tesalonika tidak menyurutkan niat mereka untuk menjadi komunitas yang menjadi berkat dan teladan. Jemaat Tesalonika juga dapat menjadi inspirasi bagi gereja-gereja masa kini dalam menghadapi berbagai macam tantangan.

Mari kita meneladani jemaat Tesalonika, menjadi komunitas yang mengerjakan iman, mengusahakan kasih dan bertekun dalam pengharapan.

Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!

Views: 56

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top