Betah Karena Cinta Kasih

1 Korintus 4:9-13

Betah atau kerasan menunjukkan bahwa kita nyaman dan merasa senang menjalani sesuatu atau berdiam di suatu tempat dalam waktu lama. Betah juga berarti tahan mengalami suatu penderitaan, keadaan yang tidak nyaman (tahan). Ada karyawan yang betah bekerja puluhan tahun di satu perusahaan meskipun ada perusahaan lain yang menawarkan upah, kedudukan, atau fasilitas yang lebih baik. Ada pula orang Kristen yang gigih memberitakan firman Tuhan meskipun hidup sederhana dan bahkan sering mengalami penderitaan dan penganiayaan.

Paulus mengakui bahwa hidup sebagai rasul tidaklah nyaman secara jasmani. Yang disebut dengan rasul (utusan/apostello) adalah dua belas murid Yesus minus Yudas Iskariot dan ditambah Paulus. Paulus berpendapat bahwa Tuhan telah memberikan kepada rasul tempat yang paling rendah, sama seperti orang yang telah dijatuhi hukuman mati (ayat 9). Ayat ini adalah sebuah ilustrasi yang diambil dari Pawai Kemenangan Romawi (Kol 2:15). Pada saat itu tahanan yang terpidana, yang biasanya dibunuh di arena Romawi (1 Kor 15:32), dipertontonkan di belakang dalam suatu parade kemenangan Romawi, menjadi tontonan bagi dunia, malaikat-malaikat (1 Pet 1:12), dan manusia.

Paulus mengalami banyak pelecehan secara verbal/lisan dari banyak guru-guru palsu. Tetapi justru jemaat di Korintus lah yang telah paling melukai dia. Sekelompok orang yang secara pribadi dipimpinnya kepada Kristus justru menjadi orang yang memfitnahnya paling banyak. Di ayat 10, Paulus menyindir keras orang-orang tersebut. “Kami bodoh oleh karena Kristus”, hikmat Tuhan adalah kebodohan bagi dunia, bahkan seringkali untuk orang-orang Kristen yang sombong. Jika kita berpikir dengan akal sehat, sebenarnya para rasullah yang paling arif. Mereka juga yang kuat dan mulia. Tetapi Paulus berkata seperti ini untuk menyindir orang-orang Kristen di Korintus yang sombong dan tidak mau mengikuti pengajaran para rasul.

Ayat selanjutnya mencerminkan pengalaman Paulus sendiri. Untuk mencukupi keperluannya, Paulus harus melakukan pekerjaan tangan yang berat. Ia lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara. Paulus dimaki, tetapi memberkati.  Istilah ini menunjukan pada pelecehan pribadi dengan kata-kata. Paulus difitnah, tetap menjawab dengan ramah. Difitnah berarti penghinaan di depan orang banyak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ungkapan selanjutnya tentang “sampah dunia” dan “kotoran dari segala sesuatu” menunjukkan kesakitan pribadi Paulus saat terlibat dalam pemberitaan Injil. Dia merasa terhina dan ditolak, tidak hanya oleh orang yang tidak percaya, tetapi oleh para pemimpin Korintus yang sudah menjadi Kristen tetapi arogan.

Para rasul bisa betah dan tetap setia sampai kesudahannya menghadapi semua itu karena cinta mereka kepada Yesus. Tidak mudah untuk meneladani para rasul. Mungkin akan lebih mudah bagi kita menghadapi penganiayaan dari orang-orang yang belum percaya kepada Tuhan, dari pada mendapatkan makian dan fitnahan dari orang-orang yang “mengaku” Kristen dan percaya kepada Yesus lewat pemberitaan Injil dan firman yang pernah kita lakukan. Paulus sanggup menghadapi keduanya. Dia pernah disiksa oleh orang-orang yang tidak percaya Yesus, tetapi dia juga tetap kuat menghadapi makian dan fitnahan dari orang-orang yang “bertobat” karena pemberitaan Injil dari Paulus sendiri.

Kita hendaknya bisa mengikuti teladan para rasul, betah melakukan segala pekerjaan yang Tuhan sudah percayakan kepada kita.

Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!

Views: 7

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top