Yesaya 9:5
Selamat hari Natal! Ucapan ini akan sering kita dengar pada saat-saat sekarang ini. Apa yang mau dan sedang kita rayakan? Kelahiran Yesus sebagai bayi? Atau merayakan Bapa yang perkasa, yang mendatangkan pengharapan bagi umat manusia yang terancam maut dengan menyediakan pengampunan dosa?
Ayat yang sudah kita baca menggambarkan tentang kehidupan bangsa Yehuda yang dilanda ketakutan terhadap ancaman Aram dan Israel. Ahas mengambil keputusan yang salah, meminta pertolongan kepada Asyur dan bukan kepada Tuhan. Yehuda adalah bangsa yang berjalan dalam kegelapan karena dipimpin oleh raja yang tidak takut akan Tuhan.
Yesaya menyuarakan janji Tuhan tentang kedatangan Mesias. Manusia yang sedang dikuasai kegelapan dosa, kini telah melihat Terang besar yang akan melenyapkan kegelapan. Janji ini kemudian digenapi dengan kelahiran Yesus.
Nubuat Yesaya menunjukkan dua hal penting tentang Yesus, yaitu bahwa Dia adalah Tuhan yang sejati sekaligus manusia yang sejati. “Seorang anak telah lahir” menunjuk pada Yesus sebagai manusia sejati, bukan manusia jadi-jadian. Lalu Yesus mempunyai nama atau sebutan yang disandang-Nya, dan itu menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan yang sejati:
Penasihat Ajaib, merupakan dua sifat yang berbeda, Tuhan dan manusia. Dia yang melebihi segala kebijaksanaan dan hikmat dunia maupun manusia. Hikmat-Nya membuat Dia mempunyai Firman tentang hidup kekal.
Allah yang perkasa, sifat ilahi sang Mesias digambarkan sebagai pahlawan yang menang atas musuh-musuh-Nya. Dia pasti akan menjadi pemenang dan memperoleh kemenangan terakhir dalam sejarah. Aspek pribadi-Nya tidak dapat dipisahkan dari gambaran sebelumnya. Ada hubungan yang era tantara hikmat, keperkasaan dan kuasa. Dia menghadapi tugas yang sangat berat dan besar untuk keselamatan manusia.
Bapa yang kekal, Dia bukan hanya ‘Tuan’ atas kekekalan, tetapi juga pencipta hidup kekal bagi orang-orang yang ditebus-Nya. Dan pemerintahan-Nya berdasarkan kasih seorang Bapa terhadap anak-anak-Nya. Karena itu, Dia memerintah dan memelihara umat dengan kasih setia-Nya yang kekal.
Raja Damai, Dia akan memberikan damai sejahtera, seperti tersirat dari makna kata syalom, yaitu kesehatan bagi jiwa yang sakit akibat dosa; suatu hubungan yang baik dan sehat antara orang berdosa dengan Tuhan, juga antara sesama orang berdosa; dan suatu keadaan yang sehat berupa berkat dan keadilan universal yang berlaku di bumi. Inilah pemerintahan yang ideal di bawah Raja Syalom.
Natal seharusnya mengingatkan kita akan kedatangan Yesus Kristus ke dalam dunia untuk memberikan pengharapan kepada manusia berdosa. Jika Yesus Kristus sudah datang, mengapa masih ada orang yang hidup tanpa pengharapan dan damai sejahtera. Tahukah saudara bahwa pada saat ini banyak orang yang merayakan natal tanpa pengertian, karena mereka merayakan natal tanpa pengharapan dan damai sejahtera? Betapa malangnya mereka. Dan ini adalah tugas kita, untuk memberitakan kabar sukacita, kabar Yesus sang Juruselamat ini.
Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!
Views: 13