Filipi 2:5-11
Kerelaan berkorban bagi kemuliaan Tuhan merupakan bagian dari karakter Kristus. Tuhan Yesus merupakan teladan hidup yang terbaik. Tidak ada satu pribadi pun di dunia ini yang memiliki kemuliaan hidup seperti Tuhan Yesus Kristus. Meskipun Yesus adalah Tuhan, tetapi Dia rela mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa manusia dan menjadi manusia.
Ayat yang sudah kita baca menyatakan dua hal yang sangat penting:
- Panggilan untuk meneladani pengorbanan Tuhan Yesus Kristus (ayat 5-8). Beberapa frase (gabungan kata) penting yang perlu kita perhatikan, antara lain: “mengosongkan diri-Nya”, “merendahkan diri-Nya” dan “taat sampai mati”. Ketiga frase inilah yang membuat Yesus menjadi pribadi utama dan mulia dalam hidup. “Mengosongkan diri” menggambarkan keikhlasan, ketulusan dan kemurnian hidup. Dalam hal ini, sikap dan tindakan Yesus tidak didasarkan atas kepentingan apapun kecuali cinta kasih-Nya yang besar kepada manusia. Demikian juga dengan sikap “merendahkan diri-Nya” yang menggambarkan keikhlasan Yesus dalam mengutamakan kepentingan umat manusia. Manusia dipandang mulia dan berharga oleh Yesus. Bahkan lebih mulia dan berharga dari diri-Nya sendiri. Itulah sebabnya Ia mengangkat harkat dan martabat manusia begitu tinggi. Karena terlalu mulia dan berharganya manusia, sampai Yesus rela mengorbankan diri-Nya, bahkan mengorbankan diri-Nya dengan cara yang paling hina, yaitu mati di kayu salib. Semua itu dilakukan Yesus dengan penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Bapa-Nya. Dengan demikian, hidup taat merupakan gambaran hidup yang berserah (pasrah) dan siap menanggung segala konsekuensi dalam bentuk apapun. Itulah yang sudah dikerjakan oleh Yesus. Karena itu “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (ayat 5).
- Kerelaan berkorban merupakan hal yang menyenangkan hati Tuhan (ayat 9-11). Memperhatikan ayat sebelumnya, kita tahu bahwa Bapa bangga melihat keikhlasan dan kemurnian Yesus dalam berkorban bagi segenap umat manusia. Karena itulah Tuhan sangat meninggikan Yesus dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Bapa. Hal ini menegaskan firman Tuhan dalam Lukas 14:11 yang menyatakan, “Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” Tuhan Yesus ikhlas mengorbankan diri dan tidak memperhitungkan kehormatan serta harga diri-Nya sendiri. Itulah yang membuat Bapa bangga. Karena itulah Bapa menobatkan Yesus sebagai pribadi yang paling mulia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama. Nama yang paling berkuasa. Kerelaan dan keberanian berkorban bagi kemuliaan Tuhan tidak akan pernah rugi.
Sebagai orang-orang Mennonite, sangat tepat jika kita mengingat Komitmen Pemuridan yang berbunyi, “Kami bersaksi bahwa tidak seorangpun dapat sungguh-sungguh mengenal Kristus, kecuali ia yang mengikuti-Nya setiap hari dalam kehidupan.” Sebab hanya dengan menjadi murid Yesus, kita mampu belajar dan meneladani kehidupan Yesus.
Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!
Views: 248