Usahakanlah Berhati Tulus dan Bersikap Cerdik

Matius 10:16-33

Panggilan untuk mewujudkan perdamaian bukanlah hal yang mudah. Seorang murid Tuhan yang dipanggil untuk mewujudkan perdamaian perlu mempunyai dua sikap tersebut. Sikap yang tulus akan memperlengkapi kita dalam membangun relasi yang baik dengan pihak-pihak yang sedang berkonflik. Sedangkan sikap cerdik akan memampukan kita mendapatkan cara-cara yang kreatif di dalam mencari jalan keluar di tengah konflik bagi tercapainya perdamaian.

Beberapa hal yang perlu kita dalami mengenai tulus dan cerdik:

  1. Sikap tulus dengan saling menghormati. Sikap tulus merupakan sikap yang penuh dengan kasih yang tidak pura-pura. Kasih yang tidak pura-pura akan membawa manusia untuk hidup dengan saling menghargai dan saling mendahului dalam memberi hormat. Manusia perlu memandang manusia lainnya sebagai ciptaan Tuhan yang mulia. Penghargaan tersebut seharusnya tidak dibangun dengan bersumber pada status ekonomi, sosial, budaya atau agama, tetapi bersumber pada pemahaman bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan yang mulia. Gereja menjadi agen perdamaian Tuhan di dunia ini, sehingga berkewajiban untuk menjadi teladan dalam menghargai orang lain, meskipun orang itu berbeda dalam banyak hal, termasuk agama.
  2. Sikap tulus membangun persatuan dan kesatuan. Manusia memiliki kodrat tidak bisa hidup sendiri. Kesadaran bahwa manusia hidup membutuhkan orang lain adalah bagian terpenting dalam perdamaian dan kesatuan dunia ini. Di dalam gereja, sikap tulus untuk membangun kesatuan menjadi bagian yang sangat penting. Konflik dalam hidup bersama memang tidak bisa dihindari. Namun yang penting adalah bagaimana konflik tersebut dapat mendewasakan dan mengeratkan hubungan, bukan sebaliknya sebagai pintu keluar untuk keterpisahan. Berbagai perbedaan tidak bisa dihindari karena memang manusia berasal dari berbagai latar belakang dan pengalaman yang berbeda. Tetapi hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak dapat hidup bersama. kemampuan mengelola perbedaan adalah kemampuan untuk membangun perdamaian dan kesatuan yang dikerjakan dengan hati yang tulus.
  3. Sikap cerdik dalam mewujudkan perdamaian. Kecerdikan yang dimaksud bukanlah kecerdikan yang diperoleh dengan kekuatan dan kepandaian sendiri. Kecerdikan ini seharusnya merupakan hikmat dari Tuhan. Kita perlu menyadari bahwa kecerdikan kita sangatlah terbatas. Mewujudkan perdamaian merupakan usaha yang rumit. Jika dijalankan dengan kekuatan sendiri, kita akan mudah mengalami keputusasaan. Tuhan Yesus mengingatkan para murid untuk bersikap cerdik, dalam arti mempunyai hikmat Tuhan. Yesus sendiri menjanjikan Roh Kudus yang akan membimbing umat-Nya. Hikmat Tuhan itu yang membuat Yesus berkata-kata tajam untuk menyelamatkan perempuan yang hendak dirajam batu karena kedapatan berzinah. Hikmat yang sama juga yang membuat orang Farisi dan ahli Taurat tidak bisa mencari kesalahan Yesus dalam setiap pertanyaan dan jebakan yang diajukan oleh mereka.

Untuk menjalankan panggilan sebagai pembawa damai, maka kita perlu mengerti dengan benar makna dari ketulusan dan kecerdikan ini. Sikap tulus diwujudkan dengan tindakan-tindakan penuh pengampunan, karena pembalasan merupakan tindakan yang tidak dikehendaki oleh Tuhan. Sedangkan tindakan yang cerdik artinya mengusahakan tindakan-tindakan yang kreatif, berdasarkan hikmat Tuhan, demi terwujudnya perdamaian.

Tuhan Yesus memberkati. Maranatha!

Views: 13

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top