Yesus Kristus Hikmat Bagi Kita

1 Korintus 1:30

Latar belakang dari ayat ini menunjukkan hubungan yang saling bertentangan antara hikmat dan pengetahuan. Pada saat itu berkembang pengajaran gnostik yang lebih mementingkan pengetahuan dan filsafat duniawi. Ajaran gnostis ini sangat mempengaruhi kehidupan orang Kristen di Korintus, karena dianggap lebih masuk akal. Bahkan mereka menganggap bahwa berita salib adalah kebodohan (ayat 18).

Orang-orang Yahudi dan Yunani yang sudah menjadi Kristen, sangat sulit untuk keluar dari keyahudian dan keyunanian mereka. Latar belakang seseorang, akan sangat mempengaruhi kehidupan mereka selanjutnya. Ada survei yang mengatakan bahwa orang bisa memutuskan percaya Yesus, 90 % adalah orang-orang di bawah usia 17 tahun. Orang yang berusia lebih dari itu bisa menjadi Kristen, tetapi akan susah untuk meninggalkan pikiran atau “hikmat dunia” yang sudah menempel dan menjadi bagian hidupnya berpuluh-puluh tahun. Di ayat 22 dijelaskan bahwa orang Yahudi menghendaki tanda sedangkan orang Yunani mencari hikmat. Ini adalah kebiasaan mereka selama berpuluh-puluh tahun, sebelum mereka menjadi Kristen.

Hikmat atau kebijaksanaan (sofia) sering dipakai seseorang untuk berpikir sebelum menentukan keputusan, terutama keputusan yang penting. Hikmat juga berarti pengetahuan atau pengalaman tertentu. Di dalam ayat ini, ada pembedaan antara hikmat Tuhan dengan hikmat duniawi. Kita, sebagai orang percaya seharusnya mempunyai hikmat Tuhan. Itu adalah salah satu sifat dan karakter orang percaya, karena mereka sudah menjadi bagian di dalam Kristus.

Kita berada dan menjadi bagian di dalam Kristus, karena anugerah Tuhan (oleh Dia). Tuhan sudah membuat rancangan sedemikian rupa, supaya kita tidak binasa. Dosa hanya bisa dibayar dengan penghukuman, yaitu maut. Dan Yesus telah menggantikan kita dihukum. Itulah tujuan Yesus dilahirkan ke dalam dunia ini sebagai manusia. Inilah yang harus kita saksikan dan menjadi bagian dalam hidup kita. Bukan malah memberitakan dan mengagung-agungkan Sinterklas yang bisa membelokkan iman anak-anak kita. Atau sibuk dengan pernak-pernik natal yang tidak ada hubungannya dengan keselamatan kekal.

Ada tiga hal di dalam ayat ini, yang dilakukan oleh Tuhan supaya kita menjadi bagian di dalam Kristus dan mempunyai hikmat Tuhan:

  1. Ia membenarkan. Alkitab menggunakan bahasa hukum. Membenarkan artinya, orang yang tidak benar atau salah, dia mendapatkan pengampunan. Dia tidak jadi dihukum, karena dibenarkan. Untuk membenarkan kita, Tuhan harus menanggung semua dosa kita di atas kayu salib. Karena itu, kita tidak bisa membanggakan diri kita. Yang ada hanyalah ucapan syukur kepada Tuhan, karena kita menjadi orang-orang yang dibenarkan. Betapa bahagianya orang yang sudah diberikan keputusan hukuman mati di pengadilan, kemudian dibebaskan karena hakimnya sendiri menggantikan hukuman tersebut.
  2. Ia menguduskan. Alkitab menggunakan bahasa rohani. Kudus juga bisa berarti bersih (bahasa kesehatan) atau dikhususkan (dipilih). Orang-orang yang berdosa dikuduskan dan disucikan. Orang yang kotor, dibersihkan. Orang yang bersih dan suci, seharusnya bisa bertumbuh secara karakter dalam kehidupannya, karena bersih itu menyehatkan.
  3. Ia menebus (bahasa ekonomi). Istilah ini mengingatkan kita akan gambaran di pasar budak, yang masih terjadi di zaman Perjanjian Baru. Seorang tuan bisa membayar harga dari seorang budak untuk membebaskannya. Melalui kematian Kristus, orang-orang berdosa telah dibebaskan dari perbudakan dosa.

Lihat, betapa beruntungnya kita menjadi orang percaya (orang Kristen). Karena itu syukurilah dan jangan pernah keluar dari Kristus. Beritakanlah kabar ini kepada semua orang, supaya mereka pun ikut masuk dalam Kristus, mendapatkan bagian yang sama dengan kita.

Tuhan Yesus memberkati, Maranatha (ya Tuhan, segeralah datang menjemput kami) Amin.

Views: 89

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top