Ulangan 15:1-11
Bagi sebagian orang Kristen, terutama orang Kristen sejak lahir, firman Tuhan seringkali dianggap sebagai beban berat. Ada yang melakukan dengan terpaksa, sehingga melakukannya dengan bersusah hati dan tidak bersukacita. Sebenarnya Tuhan tidak menghendaki hal yang demikian. Tuhan memberikan kehendak bebas kepada kita, supaya kita bisa menentukan sikap dengan merdeka, apakah mau menyembah Tuhan atau tidak.
Kita belajar dari kisah yang tertulis di dalam Ulangan 15 ini, bahwa sebagian besar umat di bangsa Israel pun telah melakukan firman Tuhan dengan terpaksa. Sebenarnya Tuhan tidak menghendaki sikap yang demikian, terutama pada saat itu berkenaan dengan perintah untuk memperhatikan dan memberi kepada sesama umat Israel yang miskin.
Perintah Tuhan pada waktu itu adalah tentang penghapusan hutan dan pembebasan budak sesama orang Israel, pada tahun ketujuh. Bagi sebagian orang Israel, terutama mereka yang memiliki uang dan harta yang banyak, tentu menimbulkan kerugian. Jika ada orang yang memiliki hutang dan tidak bisa membayar sampai pada tahun ketujuh, maka hutang itu harus bebas atau diputihkan tanpa syarat. Ini bukan perkara mudah, apalagi jika ia telah memberikan hutang yang banyak kepada saudaranya.
Untuk menghindari kerugian yang besar itu, bisa saja ada orang Israel yang menahan hartanya dan tidak mau memberi pinjaman kepada orang lain. Tetapi niat yang seperti itu ternyata dianggap kekejian di hadapan Tuhan. Yang dikehendaki oleh Tuhan adalah kerelaan hati untuk memberikan pertolongan, berupa pinjaman yang diperlukan. Mereka tidak boleh memikirkan, apakah di tahun ketujuh nanti si peminjam bisa mengembalikan hutang tersebut atau tidak.
Jika yang berhutang tersebut tidak mampu membayar, maka hutang itu dihapuskan pada tahun ketujuh. Orang Israel diuji ketulusannya, untuk memberikan piutang kepada sesama yang memerlukan. Mereka harus tetap memberi hutang dengan sukacita dan tanpa bersusah hati. Tuhan pun berjanji kepada bangsa Israel bahwa ketika mereka mau taat melakukan perintah Tuhan, maka mereka akan diberkati (ayat 10).
Sebenarnya ketulusan hati bisa diuji dengan berbagai hal, tetapi paling mudah digambarkan dalam memberi piutang. Di dalam Perjanjian Baru, juga digambarkan demikian untuk menjelaskan mengenai pengampunan. Dari gambaran itu kita bisa melihat bahwa melakukan hal dengan ketulusan hati itu tidak mudah. Orang yang tulus hati seringkali berkorban, paling tidak korban perasaan, belum lagi korban dalam hal-hal yang lain. Tetapi itulah yang dikehendaki Tuhan untuk kita, sebagai orang percaya.
Ketulusan dan kerelaan hati kita akan teruji ketika kita mendapati ada orang-orang yang telah kita tolong, tetapi mereka tidak mampu untuk membalas kebaikan kita. Di sekitar kita ada banyak orang yang memerlukan pertolongan. Mereka tidak berdaya dan menantikan uluran tangan kita. Tuhan menghendaki kita memperhatikan mereka dan tidak selalu berurusan dengan uang atau harta. Sebenarnya ada banyak orang yang tidak akan mampu untuk membalas pertolongan kita. Mari Kita belajar untuk melakukan firman Tuhan dengan sebaik-baiknya, dimulai dari hal-hal yang kecil dan sederhana. Bersyukur kita bisa melakukan hal yang lebih besar, melakukannya dengan tulus dan setia.
Views: 74