1 Yohanes 4:13-21
Yohanes sendiri telah menjadi saksi hidup bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya, menjadi Juruselamat dunia, untuk semua orang. Tetapi ternyata tidak semua orang mendapatkan keselamatan dari Tuhan. Hal itu terjadi karena mereka tidak mau menanggapi atau menjawab kasih karunia serta anugerah keselamatan yang sudah disediakan oleh Tuhan. Manusia diberi kehendak bebas, kemampuan berpikir dan kesadaran diri, sehingga Tuhan tidak memaksa manusia untuk percaya kepada-Nya. Percaya yang dipaksakan itu tidak berguna sama sekali.
Barangsiapa mengaku bahwa Yesus adalah Anak Tuhan, maka Tuhan akan tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Tuhan. Atas pengakuan itu, maka kita diselamatkan. Kita harus tetap berpegang pada pengakuan itu. Itulah yang disebut sebagai iman percaya yang ditujukan kepada Tuhan. Pengakuan itu bisa berubah setiap saat. Karena itu diperlukan kesetiaan untuk memegang pengakuan atau iman itu.
Kesaksian para rasul yang dicatat di dalam Alkitab adalah benar. Mereka menyegel atau memateraikan kesaksian itu dengan darah mereka. Mereka rela mati untuk menyatakan kebenaran yang telah mereka sampaikan. Kita tidak perlu percaya dengan pengajaran atau kesaksian seseorang yang dinyatakan dengan cara membunuh orang. Kesaksian mereka pasti tidak benar. Mereka tidak berani mati untuk memberitakan kesaksian mereka.
Kasih Tuhan sempurna di dalam kita, ketika kita memiliki keberanian untuk menghadap Tuhan pada hari penghakiman. Keyakinan kita terhadap Yesus Kristus akan membuat kita tidak takut di hadapan Tuhan. Kita yakin sudah diselamatkan. Kita yakin bahwa kita ada di pihak Tuhan. Karena itu, tidak ada yang perlu ditakutkan ketika menghadap Tuhan. Justru itu adalah kerinduan kita selama ini, yaitu untuk bersama-sama dengan Tuhan dalam kehidupan kekal.
Di dalam kasih tidak ada ketakutan. Kasih yang sempurnya melenyapkan ketakutan. Ketika kita mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama, maka kita tidak akan memiliki ketakutan saat menghadapi penghakiman Tuhan. Tetapi orang yang tidak mau melakukan firman Tuhan, orang yang menjauhi kebenaran, orang yang tidak memiliki kasih Tuhan, dia akan merasa takut untuk menghadap pengadilan Tuhan.
Ketakutan mengandung hukuman. Barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Orang ketakutan karena ia sudah tahu bahwa ia tidak melakukan kehendak Tuhan, akhirnya takut untuk menghadap pengadilan Tuhan. Karena itu, lebih baik kita mengasihi Dia karena Dia telah terlebih dahulu mengasihi kita. Jika ada seseorang yang berkata bahwa dia mengasihi Tuhan, tetapi ternyata ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta. Barangsiapa tidak tidak mengasihi saudaranya yang kelihatan, tidak mungkin ia mengasihi Tuhan yang tidak dilihatnya.
Perintah ini kita terima dari Tuhan: barangsiapa mengasihi Tuhan, ia harus juga mengasihi saudaranya. Inilah yang harus dilakukan oleh orang-orang percaya. Kita mengasihi Tuhan melalui mengasihi sesama kita, terutama kepada saudara seiman kita. Kita mengasihi melalui tubuh Yesus Kristus, yaitu melalui jemaat.
Views: 16