Tentang Kasih (Jelajah PB 1019)

1 Yohanes 4:6-12

Kita sebagai orang percaya, berasal dari Tuhan. Kita sudah dilahirkan kembali dan Roh Tuhan masuk ke dalam hati kita. Para rasul juga berasal dari Tuhan. Pada waktu itu siapapun mengaku diri berasal dari Tuhan, mereka pasti mau mendengarkan para rasul. Sebaliknya, yang tidak berasal dari Tuhan, dia tidak akan mau mendengarkan para rasul. Dengan demikian kita pun bisa membedakan antara Roh kebenaran dengan roh yang menyesatkan, dengan menggunakan Alkitab.

Yohanes kembali mengingatkan kepada orang percaya supaya saling mengasihi. Kasih itu sendiri berasal dari Tuhan. Orang yang mengasihi adalah orang yang lahir dari Tuhan dan mengenal Tuhan. Kasih merupakan salah satu sifat yang dimiliki oleh Tuhan. Setiap orang yang tidak mengasihi, ia tidak berasal dari Tuhan dan tidak mengenal Tuhan, karena Tuhan adalah kasih. Kita perlu mengekspresikan sifat Tuhan itu dalam hidup dan perilaku kita setiap hari.

Dalam hal ini, kasih Tuhan telah dinyatakan di tengah-tengah orang percaya, yaitu bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Yesus Kristus diutus untuk menanggung dosa seisi dunia. Kasih itu didahului dari Tuhan yang telah mengasihi kita. Yesus disebut Anak, untuk menyatakan kebesaran kasih Tuhan. Jika seseorang memberikan anak tunggalnya kepada orang lain, maka tidak ada bandingannya. Orang tersebut telah memberi lebih dari segalanya.

Tuhan memang tidak diperanakkan dan memperanakkan. Status atau sebutan Anak adalah untuk menggambarkan kedekatan dan kasih Tuhan kepada manusia dan dunia ini. Tuhan yang terlebih dulu mengasihi kita, kemudian baru kita yang mengasihi-Nya. Kita memberi tanggapan atas kasih-Nya dan kita mengasihi Dia. Bapa telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

Pada waktu manusia jatuh ke dalam dosa, manusia telah menistakan sifat Tuhan yang maha kudus. Karena itu, manusia yang berdosa tidak mungkin bisa berdamai dengan Tuhan yang maha kudus itu. Dosa manusia itu harus diselesaikan, dengan cara dihukum mati. Akhirnya, Tuhan juga yang menyelesaikan hukuman itu, karena kasih-Nya yang sangat besar kepada manusia. Setelah itu, kita diberitahu bahwa dosa kita sudah selesai dijatuhi hukuman, melalui penyaliban Yesus Kristus.

Sebagai orang percaya, kita perlu menyadari hal itu dan mengucap syukur atas kebaikan serta kemurahan Tuhan kepada kita. Itu adalah anugerah terbesar bagi kita, sehingga kita menjadi orang-orang yang diselamatkan. Jika Tuhan telah sedemikian rupa mengasihi kita, maka kita juga seharusnya saling mengasihi di antara saudara seiman. Sudah sepantasnya kita meneladani Tuhan.

Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Tuhan. Jika kita saling mengasihi, maka Tuhan tetap ada di dalam kita dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. Tuhan bisa dilihat melalui perilaku hidup kita yang saling mengasihi. Jika hari ini ada orang yang mengaku melihat Tuhan, bisa dipastikan bahwa yang dilihatnya itu bukan Tuhan. Bahkan para nabi dan rasul pun tidak bisa melihat Tuhan. Mereka hanya bisa melihat Tuhan dalam rupa manusia, yaitu di dalam Yesus Kristus.

Views: 20

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top