Tuhan Penolongku

Yohanes 5:1-9

Dalam perjalanan kehidupan kita, mau tidak mau kita disadarkan bahwa diri kita lemah dan rentan. Kita bisa merasa kuat, ketika kita masih muda dan sehat. Ditambah lagi jika kita kuat juga secara finansial. Kita akan merasa aman, karena semua fasilitas lengkap dan semua kebutuhan terpenuhi. Tetapi keadaan manusia tidak selalu demikian. Ada saatnya kita dalam kondisi yang lemah dan tidak berdaya. Tuhan seringkali mengizinkan hal itu terjadi supaya kita tidak terlena. Bahkan dalam kondisi tertentu, banyak dari antara kita yang mengalami putus asa. Memang keadaan kita saat ini sangat berbeda dengan keadaan pada zaman Tuhan Yesus dan para rasul. Kondisi para rasul menderita karena mereka sedang dalam kegiatan pelayanan dan pekabaran Injil. Sedangkan kondisi kita saat ini, kebanyakan menderita karena hidup dan kebutuhan jasmani. Tetapi ternyata penderitaan secara jasmani itu, jika kita tidak menyadarinya dengan sungguh-sungguh, bisa membawa kepada kita kepada keraguan akan Tuhan dan akhirnya melemahkan iman kita.

Dalam banyak hal orang bisa mulai goyah imannya, antara lain: ketika sakit, ketika mengalami kebangkrutan, ketika mengalami kehilangan, ketika mengalami kedukaan. Jika kita tidak memiliki dasar yang kuat, maka iman kita bisa digoyahkan dan digoncangkan. Pada akhirnya, mulai ragu-ragu dengan Tuhan. Keadaan ragu kepada Tuhan bisa terjadi pada saat kita putus asa, tetapi juga bisa terjadi pada saat kita dalam keadaan yang aman serta berkelimpahan.

Dikisahkan ada orang sakit, belum percaya Yesus dan sudah sakit selama tiga puluh delapan tahun. Tidak diberitahu sakit yang dideritanya. Di ayat 3 dijelaskan ada tiga kategori sakit yang ada di sana: buta, timpang dan lumpuh. Orang ini pasti sakitnya di antara ketiga kategori tersebut. Selama tiga puluh delapan tahun, orang tersebut bukan hanya sakit, tetapi juga mengalami kesepian dan kesendirian di tengah keramaian orang, karena tidak ada orang yang menolongnya. Kita saja kalau sedang sakit, pergi ke rumah sakit dan penangananya sedikit lambat saja sudah tidak sabar, apa lagi orang ini yang sudah sangat lama. Mungkin dia juga sudah putus asa, tetapi tidak ada yang bisa dilakukannya. Orang-orang di sekitarnya tidak mau menolong, karena di situ terjadi semacam persaingan untuk menjadi orang pertama yang masuk ke dalam kolam ketika ada goncangan air di kolam tersebut.

Ketika Yesus datang ke tempat itu dan menawarkan kesembuhan, orang ini curhat mengenai keadaannya. Dia berkata bahwa selama ini tidak ada orang yang mau menolong untuk menurunkannya ke kolam saat terjadi goncangan air. Kita melihat bahwa fokus dari orang tersebut bukan lagi penyakitnya, tetapi permasalahan kesendirian dan kesepiannya. Mungkin dia sudah pasrah dan putus asa, karena tiga puluh delapan tahun itu bukan waktu yang singkat. Beban penyakit fisiknya sudah tidak dirasakan lagi dan beralih pada beban psikisnya, yaitu kesepian dan terluka. Tidak ada orang yang mau menolong dia. Kondisinya sama dengan orang lain yang sedang sakit yang berada di situ. Bedanya, yang lain mungkin ada yang menolong, sedangkan dia tidak ada penolong. Berbahagialah kita pada saat ini jika memiliki saudara dekat, teman dekat atau tetangga dekat, karena merekalah yang bisa menjadi penolong bagi kita jika terjadi sesuatu.

Keputusasaan seseorang membuatnya tidak bisa berpikir panjang. Keputusasaan hanya berujung pada menyalahkan diri sendiri, orang lain ataupun menyalahkan keadaan. Orang yang putus asa tidak bisa berpikir jernih dan terbuka. Karena itu, putus asa dan berhenti berharap itu bukanlah sikap yang perlu kita miliki. Memang kita tidak bisa sepenuhnya mengharapkan diri sendiri, orang lain atau perubahan keadaan, tetapi kita masih bisa berharap kepada Tuhan Yesus Kristus. Tuhan bisa menolong kita dengan cara-Nya, bahkan dengan cara-cara yang tidak pernah kita pikirkan.

Apapun yang kita hadapi saat ini, jangan sampai kita putus asa dan putus harapan. Putus asa akan mengalihkan pikiran dan fokus kita ke arah yang negatif. Tetapi pengharapan dan berserah penuh kepada Tuhan akan memberikan kita kekuatan, kedamaian serta pikiran yang jernih untuk bertindak dengan bijak dan penuh hikmat.

Views: 3

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top