Sehati Sepikir Dalam Jemaat (Jelajah PB 591)

1 Korintus 1:9-11

Firman Tuhan sudah disampaikan sedemikian rupa oleh para pemberita Injil. Tetapi memang banyak orang tidak mau menerima berita itu, tidak mau diteguhkan oleh berita baik tersebut. Semakin banyak orang yang tidak mau memberi perhatian terhadap perkara rohani. Lebih menarik uang atau materi, daripada perkara rohani. Kebutuhan jasmani menjadi salah satu pesaing yang kuat terhadap kebutuhan rohani. Tidak bisa dipungkiri bahwa pada saat ini pun orang seringkali menggunakan hal-hal rohani untuk mendapatkan kebutuhan jasmani, memenuhi keinginan duniawi. Jika kita saat ini dalam kondisi seperti ini, sangat berbahaya. Jangan sampai seandainya nanti masuk Sorga pun tidak berbahagia, karena lebih suka hal-hal yang duniawi.

Orang-orang yang telah bertobat dan percaya kepada Yesus, telah dipanggil dalam persekutuan dengan Yesus Kristus. Tuhan memiliki sifat setia. Jika kita tidak setia, Ia tetap setia, karena Ia tidak dapat menyangkal diri-Nya. Jika kita tahu bahwa Yesus setia, maka kita yang sudah ada di dalam persekutuan dengan Yesus Kristus seharusnya juga setia. Kalau kita tidak setia kepada Yesus, maka kita akhirnya akan berada di luar Yesus Kristus. Yang perlu kita ingat, tidak ada keselamatan selain di dalam Yesus Kristus. Jangan sampai kita kehilangan kesempatan untuk diselamatkan, padahal kita telah percaya kepada Dia dan akhirnya kita tidak setia kepada-Nya.

Paulus juga menasihatkan kepada jemaat di Korintus dan kepada kita supaya jangan sampai ada perpecahan di dalam jemaat. Tuhan menginginkan di dalam jemaat ada kesepahaman, seia sekata, erat bersatu dan sehati sepikir. Paulus mendengarkan kabar yang tidak baik terhadap jemaat di Korintus. Kabar itu breasal dari keluarga Kloe, yang mengatakan bahwa telah terjadi perselisihan di dalam jemaat di Korintus. Kemungkinan besar keluarga Kloe berasal dari Korintus dan saat itu sedang berada di Efesus, bertemu dengan Paulus dan berceritera tentang kondisi dari jemaat Korintus pada waktu itu. Sepertinya jemaat di Korintus penuh dengan masalah.

Surat Korintus ini ditulis, salah satu tujuannya adalah untuk menyelesaikan masalah yang sedang terjadi di Korintus. Masalah di dalam jemaat adalah sesuatu yang tidak terhindarkan. Mungkin kita juga merasa tidak enak ketika membaca bahwa ada masalah di jemaat Korintus. Tetapi di sisi lain, terhadap masalah yang pernah terjadi di Korintus, jemaat-jemaat lain bisa mengambil hikmah dari semuanya itu. Jangan sampai masalah tersebut juga terjadi di dalam jemaat pada saat ini. Tiap-tiap jemaat memiliki masalah dan tantangan masing-masing. Yang membedakan adalah banyak atau tidaknya masalah, serius atau tidaknya masalah tersebut. Yang paling penting, masalah atau konflik tersebut bisa diatasi dengan baik, sehingga tidak menjadi batu sandungan bagi jemaat lain maupun bagi orang-orang Kristen itu sendiri.

Tuhan memakai para rasul untuk memberikan nasihat kepada jemaat-jemaat yang ada. Mereka menulisnya dalam surat-surat dan akhirnya dikanonisasikan dalam Alkitab. Jika saat ini ada jemaat yang mengalami masalah dalam kehidupan persekutuannya, seperti yang dihadapi oleh beberapa jemaat pada waktu itu, maka nasihat dari para rasul juga seharusnya menjadi patokan bagi kita untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Kita bisa belajar dari kesalahan orang-orang yang ditulis di dalam Alkitab supaya kita tidak jatuh pada kesalahan yang sama. Kita juga bisa belajar dari iman dan ketaatan orang-orang yang tertulis dalam Alkitab, supaya kita juga memiliki kekuatan iman dan ketaatan di dalam Tuhan.

Views: 4

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top