Tuhan Adalah Sumber dan Pusat Kehidupan

Yesaya 62:1-5

Apa yang kita rasakan ketika kehilangan orang yang sangat kita kasihi dan menjadi tempat kita bergantung dalam hidup ini? Kita pasti akan merasa sedih, bahkan mungkin kehilangan semangat dan pengharapan dalam menjalani hidup.

Inilah yang dialami oleh umat Yehuda ketika mereka dibuang ke Babilonia. Para penulis kitab nabi-nabi memberi informasi bahwa mereka dibuang ke Babilonia karena melupakan Tuhan. Tetapi justru peristiwa ini membuat mereka makin tidak peduli. Akibatnya, hidup mereka hancur. Sebenarnya Tuhan tidak meninggalkan mereka, tetapi merekalah yang melupakan dan meninggalkan Tuhan.

Pembuangan di Babilonia merupakan proses Panjang untuk membentuk kembali kehidupan rohani sebagai umat Tuhan. Nabi Yesaya berharap mereka bisa belajar banyak dari proses tersebut. Di dalam dan bersama Tuhan, mereka tidak akan menjadi umat yang merasa ditinggalkan. Justru Tuhan akan menjadi pendamping yang setia di sepanjang kehidupan mereka.

Pengalaman umat Yehuda mengingatkan bahwa Tuhan adalah sumber dan pusat hidup kita. Meninggalkan Tuhan, dalam arti melupakan Tuhan dan kehendak-Nya membuat siapa saja berhadapan dengan kehancuran hidup. Mungkin kita pernah merasa hebat dengan kemampuan yang ada pada kita, yang membuat kita merasa dapat mencapai semua yang kita inginkan. Hal tersebut membuat kita tidak membutuhkan Tuhan karena diri kita telah memberi kekuatan yang diperlukan dalam hidup. Kita pun tidak menjadikan kehendak Tuhan sebagai dasar hidup dan mengambil keputusan, karena semua potensi yang ada pada diri kita telah lebih dari cukup untuk menjalani hidup. Pemikiran seperti itu membuat siapa saja makin jauh dari Tuhan, bukan Tuhan yang menjauh dari kita.

Menjadikan Tuhan sebagai sumber dan pusat hidup menjadi hal yang penting dewasa ini, karena makin banyak orang yang menjunjung tinggi sikap hidup individu di tengah kemajuan ilmu dan teknologi. Kenikmatan dunia ini menjadi tujuan hidup sehingga tidak peduli dengan Tuhan dan kehendak-Nya. Kenikmatan diperoleh, itulah tujuan hidup. Manusia cenderung mengklaim bahwa ia dapat mengendalikan hidup karena ia menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi tuhan baru. Manusia harus mengejar pengetahuan untuk memperjuangkan hidup ini. Hal tersebut hendaknya tidak menggeser keyakinan bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta dan Penguasa hidup ini.

Ketika manusia menjauh dari Tuhan, hal yang paling ditakutkan yaitu kehancuran kehidupan rohani. Banyak orang mengalami depresi, padahal mereka kelihatannya hidup bahagia. Justru mereka merasa kehilangan segala-galanya di tengah kebahagiaan duniawi dan kelimpahan hidup.

Hidup bergantung dan berserah kepada Tuhan membuat orang mampu melihat kehadiran Tuhan, baik dalam kelimpahan maupun kekurangan dan dalam kebahagiaan maupun kesusahan. Bahkan, menjadikan Tuhan sebagai pusat dan sumber kehidupan membuat orang percaya mengalami perjumpaan dengan Tuhan dalam setiap perjalanan kehidupan.

Setiap perjalanan kehidupan menjadi bermakna bukan semata-mata karena kemegahan secara fisik yang berhasil dicapai, melainkan terutama karena kekayaan iman sebagai orang yang percaya kepada Tuhan. Terlebih di tahun yang baru ini, kita tidak tahu apa yang akan terjadi sepanjang tahun ini. Penting untuk kita mengandalkan Tuhan, karena Dia lah harapan kita, sumber dan pusat kehidupan.

Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!

Views: 431

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top