Nehemia 4:1-23
Nehemia bersukacita ketika bangsa Yahudi akhirnya bersatu padu dan bekerjasama untuk membangun kembali tembok Yerusalem. Tidak mudah bangsa Yahudi mau bekerjasama seperti itu. Ada banyak sekali tantangan dan perjuangan yang dihadapi mereka. Salah satu tantangan yang berat bagi Nehemia dan bangsa Yahudi, yaitu ketika Sanbalat, gubernur Samaria dan para sekutunya menolak kehadiran Nehemia di Yudea. Menurut Sanbalat, Nehemia merupakan ancaman bagi kehidupan di Yudea, karena Nehemia utusan dari Persia. Nehemia tahu mengapa Sanbalat bersikap seperti itu. Mereka tidak terima, ada orang yang datang mengusahakan kesejahteraan orang Israel. Apalagi selama ini, orang Yahudi dianggap lemah oleh Sanbalat.
Sanbalat, bersama dengan Tobia (orang Amon) dan Gesyem (orang Arab), memberikan tuduhan paslu dan memfitnah Nehemia. Tuduhan tersebut bertujuan untuk melemahkan mental orang-orang yang sudah siap untuk membangun tembok Yerusalem. Tetapi Nehemia membiarkan tuduhan tersebut. Nehemia tetap yakin dengan penyertaan Tuhan dan mengajak bangsanya untuk segera bekerja. Akhirnya pekerjaan itu pun dimulai, dengan melibatkan semua rakyat Yahudi.
Ketika bangsa Yahudi tetap melanjutkan pekerjaan mereka, Sanbalat semakin marah. Ia sangat sakit hati dan mengolok-olok orang Yahudi. Sanbalat menyebut orang Yahudi sebagai orang yang lemah. Tetapi bangsa Yahudi tetap melanjutkan pekerjaan mereka. Hal ini kemungkinan besar membuat Sanbalat menjadi semakin takut. Karena itulah, dia mencoba melemahkan bangsa Yahudi dengan cara mengejek dan menjelek-jelekkan mereka, melemahkan mental mereka. Tobia pun mendukung apa yang dilakukan oleh Sanbalat. Ejekan itu berlangsung terus menerus.
Ketika ejekan itu sampai ke telinga Nehemia, hal pertama yang dilakukan oleh Nehemia adalah berdoa. Nehemia membawa ejekan yang penuh dengan niatan jahat itu kepada Tuhan. Nehemia berserah kepada Tuhan, menceritakan semuanya kepada Tuhan. Hal yang kedua, yang dilakukan oleh Nehemia adalah tetap terus melanjutkan pekerjaannya, bersama-sama dengan semua bangsa Yahudi. Kita bisa melihat bahwa Nehemia adalah seorang pekerja yang tangguh dan kuat. Ia juga sangat mengandalkan Tuhan dan mempunyai komitmen yang total dalam memperjuangkan apa yang sudah dimulainya.
Pembangunan terus berlanjut. Celah-celah telah ditutup. Hal tersebut membuat Sanbalat dan sekutunya semakin marah. Tembok yang berdiri itu menjadi ancaman bagi mereka. Ketika tembok Yerusalem itu berdiri, maka bangsa Yahudi akan semakin memperlihatkan jati dirinya. Yerusalem tidak akan mudah dirampok dan dijarah. Mereka akan menjadi bangsa yang kuat. Melihat itu, maka Sanbalat dan sekutunya tidak tinggal diam. Mereka mengadakan rencana untuk mengadakan kekacauan di sana.
Bila kita setia melaksanakan pekerjaan Tuhan, bukan tidak mungkin kita akan menghadapi ejekan dan cemooh, bahkan tindakan kekerasan dan teror. Tetapi Tuhan tidak akan tinggal diam. Tuhan yang menyertai Nehemia, juga akan menyertai kita ketika kita mendapatkan tantangan yang sama. Mendengar rencana jahat tersebut, Nehemia mengajak umat untuk terus berdoa, meminta perlindungan kepada Tuhan. Di dalam doa, seharusnya kita sadar, sekuat apapun kita, sesungguhnya kelanjutan usaha dan hidup kita hanya bergantung kepada kemurahan Tuhan. Selain berdoa, mereka juga menggunakan hikmat dari Tuhan. Mereka berjaga-jaga, meskipun nyawa menjadi taruhannya. Ada juga orang-orang Yahudi yang menjadi lemah ketika mendengar tentang rencana tersebut.
Nehemia terus mengobarkan semangat juang bagi umat Yahudi. Semangat itulah yang membuat Sanbalat tidak jadi menyerang Yerusalem. Tuhan telah menggagalkan rencana jahat mereka. Pembangunan terus dilanjutkan sambil melakukan penjagaan.
Dari kisah ini kita bisa belajar:
Pertama, tantangan dan ancaman selalu ada di dalam hidup kita. Meskipun yang kita lakukan dan kerjakan adalah pekerjaan Tuhan serta pelayanan Tuhan, tidak menutup kemungkinan bahwa tantangan dan ancaman itu tetap terjadi. Meskipun demikian, kita diajar untuk tetap kuat dalam situasi apapun.
Kedua, selalu ada orang-orang seperti Nehemia, yang tulus, mempunyai kesungguhan hati, mempunyai iman yang teguh dan keberanian untuk melaksanakan dan meneruskan pekerjaan Tuhan. Selalu ada orang yang memberi semangat dan mengobarkan semangat juang, seperti Nehemia.
Ketiga, kita melihat pentingnya sehati, bersatu dan saling menguatkan dalam pekerjaan Tuhan. Ada banyak pekerjaan Tuhan di dunia ini yang bisa kita lakukan, supaya semuanya itu menjadi kesaksian yang baik bagi orang-orang di sekitar kita.
Views: 96