Terpilih Menjadi Pemberita Injil

1 Petrus 2:1-10

Hari ini kita merenungkan mengenai tugas besar, yaitu memberitakan tentang Kerajaan Allah di tengah dunia ini. Tugas ini penuh dengan tantangan, tetapi memiliki nilai kekekalan. Tugas ini sangat mulia. Tetapi mungkin tidak semua orang siap untuk melaksanakan tugas ini. Meskipun demikian, tugas ini seharusnya dilaksanakan oleh orang-orang yang sudah percaya kepada Tuhan. Setiap orang yang mengaku Kristen, seharusnya adalah orang-orang yang terpilih, yang siap untuk memberitakan Kerajaan Allah, siap untuk hidup dan menjadi penyampai firman di tengah-tengah dunia ini.

Pesan ini pernah disampaikan oleh rasul Petrus kepada orang-orang Kristen mula-mula. Pesan itu tidak berhenti pada masa itu, tetapi tetap harus dilakukan sampai masa sekarang. Di ayat 4-7 Petrus menuliskan perbedaan antara orang Kristen dan orang-orang yang menolak Kristus. Bagi kita, Kristus adalah batu penjuru, tetapi bagi yang menolak, Kristus adalah batu sandungan. Di ayat 8-10, Petrus membandingkan mereka yang tidak taat kepada firman dengan mereka yang taat. Petrus ingin menegaskan bahwa meskipun pada saat itu orang-orang Kristen hanyalah sekelompok kecil orang, tetapi mereka adalah orang-orang yang dipilih oleh Tuhan untuk tugas yang sangat penting dan besar. Tugas itu adalah tugas pemberitaan Injil, baik melalui perkataan maupun perbuatan. Pemberitaan Injil yang utama adalah perkataan, sedangkan perbuatan itu sebagai pendahuluan sebelum masuk dalam perkataan dan pengajaran.

Orang Kristen terpilih untuk menjadi pemberita Injil, karena kita telah memiliki identitas baru, yaitu:

Pertama, bangsa yang terpilih atau umat pilihan. Kita menjadi umat terpilih karena telah dilahirkan kembali oleh Tuhan melalui firman-Nya yang kekal. Pemilihan ini bukan karena perbuatan baik kita, tetapi karena pilihan kita telah percaya kepada Tuhan dan hidup di dalam Tuhan. Kedua, imamat yang rajani. Orang percaya adalah imam atas dirinya sendiri. Tidak boleh ada orang yang mengangkat diri atau diangkat dirinya menjadi imam atas orang lain. Sejak Tuhan Yesus disalibkan, sejak tabir bait Allah terbelah, kita tidak perlu orang lain untuk menjadi imam. Kita adalah imam atas diri sendiri dan Tuhan Yesus adalah Imam Besarnya. Kita tidak perlu berkat imamat dari orang lain, tetapi langsung bisa mendapatkanya dari Yesus Kristus. Bahkan kita mendapat posisi yang sangat penting, yaitu sebagai imam dan raja (imamat yang rajani). Selama zaman Alkitab, tidak ada imam selain dari keturunan Harun dan tidak ada raja yang bisa menjadi imam (kecuali Melkisedek – Kej 14:18-20). Karena itulah, posisi yang diberikan oleh Tuhan kepada kita ini sangat penting.

Ketiga, bangsa yang kudus. Kudus artinya dikhususkan atau dipisahkan dari bangsa lain. Kita dikhususkan untuk rencana Tuhan yang besar. Orang yang kudus juga terpisah dari kehidupan dunia yang rusak secara moral. Penerima surat Petrus ini adalah orang-orang Kristen yang berada di tengah-tengah bangsa yang rusak secara moral. Keempat, umat kepunyaan Allah. Kita menjadi kepunyaan Yesus Kristus, karena telah ditebus oleh-Nya dari dosa. Gereja atau jemaat adalah kawanan domba Tuhan yang diperoleh dengan harga nyawa dan darah Kristus.

Dengan demikian, orang Kristen memiliki identitas baru yang seharusnya kita sadari. Tugas kita adalah memuliakan Tuhan. Jika kita mengaku diri menjadi orang Kristen, maka kita harus menampakkan perubahan besar terjadi dalam hidup kita. Terang dan gelap itu tidak bisa bersatu. Orang Kristen adalah orang-orang yang sudah keluar dari kegelapan dan sedang hidup di dalam terang. Terang itulah yang memberi cahaya bagi sekitarnya. Di dalam terang itulah kita bisa memberitakan Injil dan mengajar tentang keselamatan kekal.

Views: 2

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top