Bahasa Lidah, Bukan Bahasa Roh (Jelajah PB 638)

1 Korintus 12:10-13

Tuhan memberikan karunia Roh yang berbeda-beda kepada jemaat. Sebelumnya kita membaca bahwa Tuhan memberikan karunia hikmat, karunia berkata-kata dengan pengetahuan, karunia iman untuk melangkah atau memutuskan sesuatu serta karunia menyembuhkan. Memang pada waktu itu Tuhan meneguhkan firman-Nya dengan mujizat-mujizat. Kepada yang lain, Tuhan memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat. Tuhan juga memberikan karunia untuk bernubuat. Tidak semua orang mendapatkan karunia-karunia tersebut. Di dalam 2 Korintus 12:12 dikatakan bahwa karunia mengadakan mujizat adalah karunia khusus yang diberikan kepada para rasul.

Karunia lain yang disebutkan adalah membedakan bermacam-macam roh serta berkata-kata dengan bahasa lidah. Alkitab dalam terjemahan bahasa Indonesia menterjemahkannya sebagai bahasa roh, padahal yang lebih tepat adalah bahasa lidah. Semua karunia itu diberikan oleh Roh Kudus kepada tiap-tiap orang secara khusus. Karunia itu muncul secara tiba-tiba, bukan dipelajari. Tuhan memberikan itu semua untuk perlengkapan dalam pelayanan pembentukan jemaat mula-mula.

Bahasa lidah adalah bahasa seperti biasa yang bisa juga diterjemahkan. Semua bahasa memiliki kaidah kebahasaan, seperti subyek, predikat dan obyek serta keterangan. Fenomena sekarang ini, ada orang yang mengatakan bahwa dirinya bisa berbahasa lidah (roh), lalu mereka mengatakannya secara berulang-ulang, itu sebenarnya bukan bahasa. Bahasa yang dibunyikan berulang-ulang secara terus menerus lebih seperti mantera. Kita harus waspada dengan semuanya itu. Jangan sampai kita mengatakan sesuatu yang sebenarnya kita sendiri tidak mengerti maknanya. Kalau kita tidak mengerti maknanya, jangan sampai justru apa yang kita katakan itu adalah sedang mengutuki Tuhan. Tidak ada yang tahu dan tidak ada yang bisa memastikannya. Karena itu, sebaiknya kita mengatakan sesuatu yang kita sendiri mengerti maknanya atau artinya. Ini adalah hari-hari terakhir. Iblis sedang bekerja keras dan masuk ke dalam kekristenan dengan berbagai cara. Kita juga harus ingat bahwa Iblis adalah malaikat pemberontak, yaitu makhluk roh.

Rasul Paulus sangat kuatir dengan keadaan jemaat di Korintus. Di awal surat Korintus ini, Paulus menjelaskan tentang kekacauan yang ada di jemaat Korintus. Tetapi mereka adalah satu tubuh Kristus. Mereka juga diberi minum dalam satu Roh. Mereka terdiri dari orang-orang Yahudi dan Yunani, budak maupun orang merdeka, tetapi telah disatukan dalam satu tubuh Kristus melalui baptisan. Baptisan tidak untuk menyelamatkan, tetapi untuk menyatukan menjadi satu di dalam tubuh Kristus, yaitu di dalam jemaat. Karena pada waktu itu belum ada Alkitab, maka Roh Kudus memberikan karunia kepada orang-orang tertentu untuk berkata-kata dengan hikmat dan pengetahuan.

Hari ini, di tangan kita sudah ada Alkitab. Jadi saat ini, kita mengajar dan menjelaskan firman Tuhan sesuai dengan yang tertulis di dalam Alkitab. Kita tidak boleh lagi meminta karunia pewahyuan, supaya ada wahyu baru untuk diberitakan. Alkitab sudah selesai, jadi tidak perlu ada pewahyuan lagi. Jika saat ini ada pewahyuan, maka itu pasti bukan dari Tuhan. Apalagi jika pewahyuannya berbeda dengan apa yang tertulis di dalam Alkitab. Jika pewahyuannya sesuai dengan Alkitab, maka sebenarnya kita tidak perlu pewahyuan lagi. Tinggal kita serius membaca dan merenungkan firman Tuhan di dalam Alkitab, tidak perlu pewahyuan yang aneh-aneh.

Views: 5

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top