Mazmur 67
Melalui pembacaan Mazmur ini kita melihat bahwa pemazmur sangat kagum terhadap anugerah Tuhan melalui keselamatan yang membuktikan tentang jalan-jalan dan kemuliaan Tuhan (ayat 2-4). Pemazmur juga memiliki kerinduan supaya nama Tuhan dikenal di seluruh bumi, sehingga bangsa-bangsa datang menyembah Tuhan dengan hormat (ayat 5-7). Karena sadar akan berkat Tuhan, maka pemazmur mendorong pembaca dan kita semua untuk memberitakan nama dan perbuatan Tuhan yang besar kepada seluruh bangsa-bangsa yang ada di dunia, terutama yang belum mengenal Dia.
Bangsa-bangsa mulai jelas terbentuk setelah peristiwa Tuhan memisahkan manusia dengan bahasa-bahasa yang berbeda, tepatnya ketika manusia sedang membangun kota Babel dengan menara yang akan didirikan sampai ke langit. Sebelumnya memang sudah ada kelompok-kelompok masyarakat, tetapi mereka tidak tersebar ke seluruh bumi. Tetapi sejak manusia memiliki berbagai macam bahasa, maka manusia mulai tersebar ke seluruh bumi dan membentuk kebiasaan serta adat budaya masing-masing, sesuai dengan bahasa dan tempat mereka tinggal. Semakin hari manusia semakin bertambah, sehingga terbentuklah bangsa-bangsa yang besar, yang sebagian besar mereka tidak mengenal Tuhan. Karena itu, Tuhan membentuk sebuah bangsa dari keturunan Abraham, yaitu bangsa Israel yang telah mengenal Tuhan. Bangsa ini memiliki tugas untuk menyaksikan nama dan perbuatan Tuhan kepada bangsa-bangsa lain.
Mazmur 67 ini juga dikenal sebagai mazmur misionaris (bdg. Kej. 12:2-3 dan Kis. 28:28). Mazmur ini sering dinyanyikan sebagai pengagungan kepada Tuhan pada saat perayaan Hari Pentakosta, yaitu ketika bangsa Israel merayakan panen buah sulung musim panas. Panen itu kemudian menjadi simbol panen rohani dari setiap suku bangsa bagi kemuliaan Tuhan. Hal itu terjadi karena peristiwa turun-Nya Roh Kudus yang memberikan karunia bahasa lidah itu terjadi bersamaan dengan hari raya Pentakosta. Pada saat itu para murid Yesus Kristus memberitakan Injil dalam berbagai bahasa, yang dimengerti oleh hampir seluruh bangsa yang ada di dunia. Tuhan ingin memperkenalkan diri-Nya dan juga menawarkan keselamatan bagi semua umat manusia di dunia ini tanpa terkecuali.
Dalam setiap adat dan budaya masing-masing, manusia mencoba untuk mencari Tuhan mereka sendiri. Mereka juga berusaha untuk mencari keselamatan diri sendiri. Karena itu, setiap bangsa memiliki Tuhan sendiri-sendiri yang disembah dan diagungkan menurut adat dan kebiasaan mereka. Mereka juga memiliki sebutan atau masing-masing terhadap Tuhan. Karena itu, melalui bangsa Israel, Tuhan Sang Pencipta langit dan bumi ini memperkenalkan diri sebagai YHWH (Yehova / Adonai – Kel. 3:14-15). Yehova itu juga yang memperkenalkan diri dalam kemanusiaan Yesus Kristus (Yehova Shua: Tuhan Penyelamat). Yehova itu juga yang masuk dalam hati setiap orang percaya dalam bentuk Roh Kudus (Ruakh Yehova).
Dalam peristiwa turun-Nya Roh Kudus, Tuhan memberikan karunia bahasa lidah kepada para murid, sehingga tanpa mereka belajar bahasa dari bangsa-bangsa lain, mereka memberitakan Injil dengan bahasa-bahasa baru tersebut. Kita tidak tahu apa yang terjadi pada saat itu, apakah mereka langsung menggunakan bahasa baru itu atau mereka tetap menggunakan bahasa Ibrani atau Yunani, tetapi terdengar sebagai bahasa lain saat orang mendengarnya. Apapun itu, telah terjadi hal yang luar biasa. Semuanya itu dipakai oleh Tuhan, bukan untuk pamer kerohanian, tetapi sebagai salah satu cara supaya semua bangsa mengenal Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi, yaitu Yehova. Saat ini semua bahasa sudah bisa dipelajari, artinya semua orang bisa memberitakan Injil itu dengan lebih mudah.
Views: 16