Segambar dan Serupa (Citra Diri)

Kejadian 3:1-5: 1:27

*****
1-Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”
2-Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3-tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.”
4-Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati,
5-tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”
*****
1:27-Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
*****

Ketika kita berada di depan cermin, secara fisik kita akan melihat gambar diri kita. Sadar atau tidak sadar, setiap kita melihat cermin, yang terlihat seringkali adalah kekurangan. Meskipun sebenarnya banyak yang positif yang bisa kita lihat dari diri kita, tetapi fokus kita biasanya mengarah ke hal yang negatif. Penting bagi kita untuk melihat cara diri kita melihat diri sendiri, bukan orang lain. Amsal 23:7a menyatakan, “Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri, demikianlah ia.”

Pernah muncul istilah terkenal, yaitu “pencitraan.” Citra diri akan penting bagi kita, jika jelas. Hal itu yang akan membawa kita kepada perilaku hidup sehari-hari. Citra diri yang tidak jelas akan membuat kita tidak percaya diri. Citra diri kita hari ini bisa saja dipengaruhi oleh kehidupan kita sebelumnya. Masa kecil yang bahagia akan membawa citra diri yang lebih baik dan mantap. Sedangkan orang yang tidak memiliki masa kecil bahagia atau pernah merasakan trauma, maka ia harus berjuang untuk membuat citra diri itu menjadi jelas kembali.

Sejak semua, Iblis senang dan berusaha untuk merusak gambar diri manusia. Dosa pertama yang dilakukan oleh manusia juga berkaitan dengan gambar diri. Karena itu, penting bagi kita untuk memiliki gambar diri yang jelas. Iblis tahu bahwa ketika seseorang memiliki gambar diri yang jelas, maka ia akan memiliki potensi yang besar untuk memuliakan Tuhan. Dalam Kej 1:27 sudah dijelaskan bahwa manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Tuhan. Tetapi Iblis sengaja mengacaukan pengertian itu, manusia dianggap tidak segambar dan serupa dengan Tuhan secara penuh.

Hari ini, berbagai macam perusahaan membangun citra diri (brand image) dengan biaya yang sangat mahal. Mereka tahu bahwa ketika mereka memiliki citra diri perusahaan yang baik, maka keuntungan akan mereka peroleh dengan lebih mudah dan cepat. Mereka sangat menjaga nama baik perusahaan atau produknya. Jika didapati bahwa nama baik mereka jelek, maka potensi kebangkrutan akan muncul. Iblis tidak bisa merusak Tuhan, karena itu ia berusaha untuk merusak makhluk yang segambar dan serupa dengan Dia.

Perkataan seseorang yang dekat dengan kita, bisa memengaruhi citra diri kita. Apalagi jika perkataan itu disampaikan secara berulang-ulang dan negatif, maka pengaruhnya akan negatif. Bobot perkataan itu akan semakin besar, jika yang mengatakan adalah orang yang kita hormati. Bayangkan jika orangtua selalu mengatakan hal yang negatif kepada anaknya, terus menerus dan berulang-ulang, jelas akan merusak citra diri anaknya. Terkadang hal ini sepele, atau bahkan mungkin kita anggap lelucon. Tetapi pengaruhnya bisa sangat besar, terhadap anak-anak tertentu.

Jika citra diri ini tidak dibangun dengan baik, maka kita akan sering mengalami depresi. Di manapun gambar kita ada atau terpantul di cermin, selalu yang dilihat adalah kekurangan. Orang seperti ini akan sensitif terhadap pujian dari orang lain. Karena tidak percaya diri, ada juga yang perlu pengakuan orang lain. Kecenderungan lain, orang seperti ini akan takut mencoba karena takut gagal atau takut salah.

Sebenarnya Tuhan sudah memulihkan citra diri manusia, yang awalnya telanjang dan mencoba menutupi ketelanjangan itu dengan daun. Tetapi Tuhan, mengorbankan binatang sebagai simbol pengorbanan Yesus Kristus, menjadikan kulit binatang itu pakaian. Pakaian itu yang menutupi ketelanjangan manusia. Tuhan memulihkan citra diri manusia, sehingga kehidupan manusia mulia.

Views: 6

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top