Matius 7:13-14
Semua orang cenderung menginginkan kenyamanan dalam hidupnya. Seringkali ada yang melupakan proses atau tahapan yang harus dilalui, sehingga kita saat ini mengenal apa yang disebut dengan “jalan pintas” atau “pintu belakang”. Itulah yang membuat orang melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang diinginkan dengan mudah. Tetapi biasanya, sesuatu yang mudah untuk didapatkan, tidak membanggakan atau tidak mempunyai nilai serta harga yang tinggi.
Demikianlah kebenaran itu digambarkan. Tidak mudah untuk menggapai kebenaran. Kebenaran digambarkan sebagai sesuatu yang mempunyai nilai sangat mahal. Kebenaran itulah yang memerdekakan orang dari dosa. Kebenaran itu bisa kita dapatkan jika kita melalui pintu yang sesak itu, pastinya dengan penuh perjuangan. Bukan hanya pintu yang sesak, tetapi juga harus melalui jalan yang sempit. Banyak orang tidak akan tertarik dengan hal ini. Tetapi itulah cara kita untuk mendapatkan kebenaran yang memerdekakan itu. Pintu sesak dan jalan sempit itulah yang akan menunjukkan kehidupan kekal.
Kebenaran itu sering mengusik hidup kita. Kebenaran juga sering membuat hati kita sesak. Karena itu banyak orang tidak mau atau tidak tertarik mencari kebenaran dan lebih tertarik untuk mencari pembenaran. Ada banyak kebenaran yang diajarkan di dalam Alkitab, tetapi kecenderungan kita adalah mendengarkan apa yang nyaman, terutama tentang janji Tuhan soal berkat atau kesuksesan. Firman Tuhan yang seharusnya bisa mengubah perilaku hidup kita, tidak menarik dan sangat membosankan. Semua itu terjadi karena sikap hati kita. Firman Tuhan yang sama disampaikan, akan bisa berpengaruh berbeda dengan orang-orang yang mendengarkannya. Ada yang bisa berubah perilakunya menjadi lebih baik, ada juga yang tidak ada perubahan sama sekali.
Hal itu pernah terjadi pada orang-orang Farisi yang sedang mendengarkan pengajaran Tuhan Yesus, di dalam Lukas 16:13-15. Pembenaran diri selalu ada di mana-mana, lebih besar daripada mencari kebenaran. Karena jelas, kebenaran itu bisa menyesakkan dan sangat tidak enak. Tetapi kebenaran itu menyesakkan di awal. Jika kita tetap teguh untuk mengikutinya, maka akan ada kehidupan di balik semua itu.
Pada saat kita mencari kebenaran, mencari kerajaan Allah dan kebenarannya, akan ada berkat yang ditambahkan kepada kita (Matius 6:33). Jika kita berhikmat, maka yang kita kejar bukan berkat Tuhan. Jika kita masih mengejar berkat Tuhan, maka sebenarnya kita menjadi ekor atas berkat itu. Tetapi jika kita mencari kebenaran Tuhan dan menghidupinya, maka berkat itu akan ditambahkan kepada kita. Berkat itu ada di belakang kita dan posisi kita ada di depan, menjadi kepala. Tetapi sekali lagi, kebenaran itu tidak menarik dan cenderung menyesakkan.
Akan ada perubahan hidup yang jelas dan kelihatan, ketika kita bisa menerima kebenaran yang sejati dan hidup di dalam kebenaran tersebut. Jika kita mencari kebenaran dan tidak ada perubahan sama sekali, berarti ada masalah di dalam hati. Ada sesuatu yang tidak beres yang sedang disembunyikan. Itu yang menyebabkan kita hidup di dalam kebenaran yang semu, bukan kebenaran yang sejati. Kita hanya mendapatkan pengetahuan tentang kebenaran tetapi tidak menjadi pelaku dari firman Tuhan tersebut.
Mungkin ada baiknya kita membandingkan kehidupan kita sebelum kenal Yesus dengan sesudah mengenal Yesus. Harusnya ada perubahan yang semakin baik yang bisa dilihat oleh orang. Jika hidup kita masih sama, maka ada sesuatu yang salah di dalam hidup kita. Jika itu terjadi terus menerus, maka betapa ruginya hidup kita. Jika kita menjadi orang Kristen tetapi perilaku kehidupan kita masih sama dengan orang-orang yang tidak mengenal Yesus Kristus atau bahkan keadaan kita lebih parah, maka kita akan menjadi orang yang sangat rugi (Amsal 21:2-3).
Ada sesuatu yang lebih berharga yang harus kita kejar, yaitu kebenaran. Carilah, galilah, renungkanlah, karena itulah yang akan memberikan kemerdekaan.
Views: 11