Jelajah PB 178 (Lukas 2:21-40)

Setelah Yesus dilahirkan, delapan hari kemudian Yesus disunat. Hal itu sesuai dengan perintah Tuhan di dalam Imamat 12. Orang Yahudi jika mereka melahirkan, maka ibunya harus beristirahat selama tiga puluh delapan hari. Karena pada waktu itu, perempuan Yahudi yang baru saja melahirkan dianggap najis, karena itulah ada yang disebut dengan waktu pentahiran. Setelah itu, menurut hukum Taurat Musa, maka mereka membawa Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan. Apalagi ini adalah anak sulung, bagi tradisi Yahudi maka dia adalah milik Tuhan. Hal tersebut berdasarkan dengan peristiwa sebelum bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.”

Jika dilihat dari apa yang dipersembahkan, Yusuf dan Maria ini tergolong tidak mampu, sehingga mereka mempersembahkan burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Jika mereka mampu secara keuangan, seharusnya mereka memberikan persembahan domba. Yesus lahir di tengah-tengah keluarga yang sederhana dan tidak ada kemewahan di sana.

Di Yerusalem, ada seseorang yang bernama Simeon. Ia dikatakan sebagai orang yang benar dan saleh yang sedang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Kita juga mendapat janji dari Tuhan Yesus bahwa Dia akan datang di awan-awan menjemput orang-orang percaya. Seharusnya pun kita menantikan kedatangan Yesus itu seperti Simeon menantikan kedatangan Mesias yang pertama kali. Kita tidak diberitahu kapan Yesus akan datang kembali. Kita disuruh untuk berjaga-jaga sambil menantikan kedatangan-Nya. Seharusnya kita menantikan Dia dengan sangat berharap, dengan sungguh-sungguh, seperti menantikan seseorang yang sangat penting dalam hidup kita.

Simeon datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus yang menggerakkannya. Ketika Yusuf dan Maria masuk untuk menyerahkan bayi Yesus, Simeon menyambut anak itu dan menggendong-Nya serta memuji Tuhan. Simeon sangat bersukacita dan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Dia sudah siap untuk dipanggil Tuhan karena sudah bisa menemui Sang Juruselamat. Dengan iman Simeon melihat keselamatan yang dari Tuhan yang disediakan bagi segala bangsa.

Selanjutnya Simeon memberkati mereka dan menyatakan nubuatannya bahwa  Anak tersebut ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan. Hal itu terjadi karena ada yang menerima-Nya, tetapi ada juga yang menolak-Nya. Ada yang bersikap positif kepada-Nya, tetapi ada juga yang bersikap negatif kepada-Nya. Yang bersikap positif, mereka akan menerima damai sejahtera, sedangkan yang bersikap negatif, akan muncul kedengkian dan kebencian dari dalam hati mereka. Ada juga di sana seorang nabi perempuan bernama Hana. Hana ini juga datang menemui bayi Yesus dan dia mengucap syukur kepada Tuhan. Selain itu Hana juga berbicara banyak mengenai Yesus, bahwa Yesus akan memberikan kelepasan bagi Yerusalem dan setiap orang yang menantikan-Nya.

Setelah semua urusan di Yerusalem selesai, maka Yusuf dan Maria tidak kembali ke Betlehem, tetapi kembali ke kediaman mereka di Nazaret di Galilea. Setelah itu pertumbuhan Yesus sampai masa remaja (akil balik) tidak diceritakan. Hanya dikatakan bahwa Yesus semakin hari semakin bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat dan kasih karunia Tuhan ada pada-Nya.

Views: 72

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top