Perkataan Orang Percaya

Yesaya 50:4-11

Mungkin kita pernah mendengar perkataan ini, “dua atau tiga orang berkumpul, disitulah gosip dimulai.” Perkataan ini menggambarkan bahwa kehidupan semua orang sangat dekat dengan perbincangan yang sia-sia. Bahkan ada potensi untuk memperkatakan hal-hal yang negatif. Kecenderungan manusia pada saat ini, lebih menyukai berita-berita negatif tentang orang lain, daripada berita-berita yang positif. Kita bisa melihatnya di media sosial. Berita yang viral biasanya adalah berita tentang kejelekan seseorang. Bagi kita, sebenarnya lebih baik bisa menegor secara langsung kesalahan orang, daripada membicarakan keburukan atau kekurangan orang lain di depan banyak orang. Kecuali memang orang tersebut tidak bisa ditegor empat mata, maka perlu diberitahukan kepada orang lain supaya ada orang lain yang ikut menegornya.

Membicarakan hal-hal yang negatif, bisa membuat orang lupa waktu. Orang tersebut akhirnya tidak peduli pada orang-orang di sekitarnya dan menjadi malas untuk pergi. Media sosial ternyata bisa menjadikan orang lebih cepat dan mudah untuk berkomentar, bahkan sebelum mereka membaca atau mendengar berita secara lengkap. Kita perlu waspada, karena seringkali judul berita atau video itu menjebak. Jika kita cepat berkomentar, bisa berakibat negatif dan provokatif. Lama kelamaan perkataan buruk itu menjadi candu, yang bisa memberi kepuasan bagi diri sendiri.

Tuhan telah mempersiapkan Yesaya untuk menjadi nabi-Nya, untuk menubuatkan tentang kedatangan Mesias. Yesaya belajar untuk mendengar seperti seorang murid. Dia mendengarkan semua wahyu dan pengajaran yang disampaikan oleh Tuhan kepadanya. Mendengar atau memperhatikan sebelum berbicara itu penting, supaya kita menanggapi atau memberikan komentar yang tepat. Tujuan untuk mendengar ialah agar kita bisa berkata-kata dengan benar, yang menghibur dan membangun semangat mereka yang membutuhkan. Seorang murid mendengar karena ingin mendapatkan pengetahuan, ingin mempelajari sesuatu yang penting. Mungkin itu juga yang menjadi tujuan Tuhan menciptakan manusia dengan dua telinga, dua mata dan satu mulut. Supaya kita banyak mendengar dan memperhatikan, tetapi sedikit berbicara atau berkomentar. Semua orang mudah untuk berbicara, tetapi tidak semua orang bisa melakukan apa yang sedang dibicarakannya.

Berlatih mendengar dan memperhatikan (membaca dengan seksama) merupakan sebuah proses. Setiap pagi Tuhan mempertajam pendengaran Yesaya. Mendengar bisa menjadi sebuah pekerjaan yang sulit dan membosankan. Mendengar perlu ketaatan dan komitmen yang penuh. Itulah yang dilakukan oleh seorang murid yang sedang belajar.

Apa yang kita katakan adalah apa yang sering kita dengarkan atau kita baca. Orang bisa berkata kotor karena dia sering mendengarkan perkataan itu. Orang bisa berbicara firman, karena dia sering membaca atau mendengarkan firman. Orang bisa berkata bijaksana, karena dia sering membaca atau mendengarkan kata-kata bijak. Orang berbicara hal negatif tentang orang lain, karena dia memilih untuk mendengarkan gosip-gosip yang tidak jelas kebenarannya.

Orang percaya seharusnya bisa berkata-kata dengan baik dan bijak. Selain itu, kita juga harus mengikuti pola kemajuan zaman. Media sosial sering dipakai untuk hal-hal yang tidak baik. Sebagai orang percaya, seharusnya kita mengimbanginya dengan mem-posting hal-hal yang baik dan positif. Perkataan dan tingkah laku seorang murid, merupakan kesaksian hidup. Firman Tuhan seharusnya menjadi dasar bagi kita untuk berkata-kata, sehingga setiap kata yang keluar dari mulut kita adalah kebenaran. Kebenaran itulah yang akan menghibur dan membangun semangat. Karena itu, setiap hari, sebelum kita berkata-kata, sebaiknya kita membiasakan diri untuk mengawali hari dengan membaca atau mendengarkan firman Tuhan. Lidah seorang murid memperkatakan perkataan yang sesuai dengan ajaran Yesus Kristus.

Views: 80

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top