Keluaran 2:11-22
Setiap orang memiliki cerita kehidupan masing-masing yang beragam. Banyak orang memiliki pengalaman ketika mereka tiba-tiba tidak bisa melanjutkan rencana hidup, karena keadaan yang tidak memungkinkan. Di dunia ini penuh dengan ketidakpastian, sehingga segala sesuatu bisa berubah dalam kondisi yang cepat, bahkan sebelum kita siap untuk menghadapi perubahan tersebut. Tetapi manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan cepat, meskipun tidak semua menyadarinya.
Karena ketidakpastian di dunia ini, maka banyak orang pun memiliki rencana cadangan. Orang mulai menabung, berinvestasi, memiliki dana darurat, masuk dalam asuransi, mengikuti program dana pensiun, dll. Semuanya itu penting untuk dipersiapkan, karena memang kita telah diberi hikmat oleh Tuhan supaya bisa bijaksana menjalani kehidupan ini. Tetapi, jika semua sudah kita siapkan dan ternyata Tuhan memiliki kehendak lain, maka kita tidak bisa melakukan apa-apa selain pasrah dan berserah kepada-Nya.
Musa tinggal di istana Mesir sejak bayi dan mendapatkan pendidikan sebagai anak raja. Dia mendapatkan banyak keistimewaan dan kesempatan dibandingkan dengan orang lain. Dia mendapatkan pendidikan layaknya sebagai bangsawan. Mungkin dia juga memiliki kesempatan untuk menjadi pewaris tahta Mesir. Tetapi semuanya tiba-tiba hilang, karena dia membela orang Israel dan membunuh orang Mesir. Media sosial belum ada, tetapi berita tentang pembunuhan itu cepat menyebar dan sampai ke telinga Firaun. Mendengar kabar itu, maka Firaun mencari Musa dan ingin membunuhnya. Karena itulah Musa melarikan diri sejauh mungkin. Seorang anak raja tiba-tiba berstatus sebagai buronan negara.
Ia lari sampai di Midian. Di sana ia memulai kehidupan yang baru, merintis usaha baru yang mungkin belum pernah dia pelajari dan lakukan, yaitu penggembala kambing domba. Semua yang ia dapat selama bertahun-tahun, tiba-tiba hilang dalam sekejap. Di kondisi titik terendah dalam kehidupan Musa, ia bertemu dengan Tuhan yang memperkenalkan diri bernama Yehova dan Tuhan mengutusnya menjadi pemimpin Israel, untuk membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Dengan cara seperti ini, kehidupan Musa benar-benar dimurnikan dan hidupnya dalam tahap pembalikan.
Penulis kitab Ibrani menyaksikan bahwa semua yang dilakukan oleh Musa itu didasarkan atas iman percayanya kepada Tuhan (Ibrani 11:23-29). Dia tahu dari mana ia berasal. Karena itu ia menolak untuk disebut sebagai putri Firaun. Musa akhirnya bisa menikmati penderitaannya, lebih suka mendertai sengsara dengan umat Tuhan dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Dia pun sebenarnya jauh dari kriteria seorang pemimpin, karena ia memiliki kekurangan yaitu petah lidah atau tidak bisa berbicara lancar. Tetapi Musa mendapatkan pujian dari Tuhan, sebagai satu-satunya orang yang lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang ada di atas muka bumi (Bil 12:3).
Kondisi dan keadaan kita bisa berubah sewaktu-waktu. Karena peristiwa tertentu, maka kita bisa berubah. Sewaktu-waktu kita bisa berubah, dari yang tidak percaya kepada Yesus bisa berubah percaya kepada Yesus, demikian juga sebaliknya. Secara duniawi, mungkin kita memiliki keinginan dan cita-cita, tetapi tiba-tiba berubah karena peristiwa tertentu. Apapun yang terjadi, yang paling penting adalah jangan sampai iman kita kepada Yesus Kristus tidak berubah, justru semakin kuat sehingga bisa menjadi kesaksian bagi orang lain, bisa menguatkan orang lain juga.
Views: 2