Filipi 4:17-23
Jemaat Filipi menjadi contoh bagi jemaat lain dalam hal mengasihi Tuhan dan memberikan dukungan untuk pemberitaan Injil. Yang menjadi hal yang utama bukan soal besar atau kecilnya pemberian itu, tetapi soal motivasi dalam memberi. Ketika jemaat Filipi memberi persembahan dan memberi dukungan untuk pemberitaan Injil, maka mereka memiliki hati untuk mengasihi Tuhan. Tuhan akan membalas orang yang telah memberi dengan tulus dan sukacita. Tuhan yang akan memberi keuntungan. Yang perlu kita ingat adalah memberi dengan motivasi yang murni, bukan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Memberi yang benar adalah dengan motivasi mengasihi, bukan ingin mendapatkan imbal balik.
Paulus telah menerima semua yang diberikan oleh jemaat Filipi. Bahkan lebih dari pada itu, karena Paulus merasa mendapatkan banyak kelimpahan, karena pemberian yang diserahkan oleh jemaat Filipi. Pemberian jemaat Filipi yang dititipkan melalui Epafroditus menjadi persembahan yang harum, sebuah korban yang disukai dan berkenan kepada Tuhan. Inilah persembahan yang diberikan dengan hati yang tulus, serta yang menerimanya juga bersukacita.
Paulus berdoa supaya Tuhan memenuhi segala keperluan jemaat di Filipi menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya di dalam Kristus Yesus. Yang dipenuhi oleh Tuhan adalah keperluan, bukan keinginan. Setiap manusia memiliki keinginan dan itu bisa disampaikan kepada Tuhan di dalam doa. Tetapi hendaknya kita juga harus sadar, supaya keinginan kita yang disampaikan kepada Tuhan itu sesuai dengan keperluan kita, bukan melebihi keperluan kita. Sebenarnya Tuhan mengetahui dan mengerti semua yang kita perlukan di dunia ini. Tuhan pasti akan memperlengkapi semua keperluan kita, terutama keperluan yang ditujukan untuk pemberitaan Injil dan pelayanan kepada Tuhan.
Jika Tuhan memberi peluang supaya kita bisa meminta semua yang kita mau atau inginkan, maka kita akan menjadi orang yang serakah. Kemauan seseorang itu tidak ada batasnya. Apa saja diinginkan, sampai lupa dengan panggilan dan tugas utama. Akhirnya yang dikejar adalah kemauan itu. Hal inilah yang seringkali mengaburkan motivasi yang murni dalam melayani Tuhan. Kita perlu menjaga semuanya ini, supaya kita tidak tamak dan tidak serakah. Kita perlu sadar bahwa kita hanya memerlukan beberapa dan tidak banyak, itu pun sudah cukup bagi kita. Memang kecukupan bagi setiap orang itu tidak sama. Jika Tuhan sudah memberikan berkat kepada kita, berapapun itu, maka kita seharusnya belajar untuk mencukupkan apa yang ada pada kita. Paulus telah memberikan teladan tentang hal ini dan dia bisa hidup dengan sukacita serta berkobar-kobar dalam melayani Tuhan.
Dalam penutup surat kepada jemaat Filipi ini, Paulus memberikan salam kepada setiap orang kudus (jemaat) di dalam Kristus Yesus. Paulus juga memberikan salam dari semua orang kudus, khususnya yang berada di istana Kaisar. Hal ini menunjukkan bahwa surat Filipi ini ditulis dari kota Roma. Ketika Paulus berada di penjara kekaisaran, dia bisa tetap memberitakan Injil dengan aman. Tulisannya bisa dibaca bukan hanya oleh jemaat Filipi, tetapi juga oleh kita sampai saat ini. Paulus memperhatikan tiap-tiap jemaat yang dibentuknya. Ia memberi pujian kepada jemaat yang baik. Ia juga memberi peringatan kepada jemaat-jemaat yang sudah tidak memiliki pengajaran yang murni lain. Dalam kondisi apapun, Paulus tetap melayani Tuhan dan mengasihi jemaat Tuhan.
Views: 15