Optimis di Tahun Baru

Yeremia 31:7-14

Ini adalah hari kedua kita memasuki tahun baru, 2022. Tentu ada kelegaan tersendiri kita diizinkan untuk memasuki tahun yang baru ini. Tahun 2021 yang telah kita lalui, bukanlah tahun yang mudah. Ada banyak kejadian yang membuat kita prihatin. Hidup di tengah pandemi membuat banyak orang hidup dalam kekuatiran, ketegangan, putus asa dan berada dalam ketidakpastian. Tidak sedikit di antara kita yang mengalami keterpurukan dan kelemahan fisik, yang mungkin dampaknya masih kita rasakan sampai sekarang. Dampaknya bisa negatif, tetapi bisa juga positif. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di sepanjang tahun 2022. Tetapi mari kita belajar optimis, supaya bisa masuk di tahun yang baru dengan semangat dan kekuatan yang baru.

Kata “optimis” berasal dari bahasa Latin: optimus, yang berarti “yang terbaik.” Sikap optimis adalah sikap yang berpikir dan berharap yang terbaik akan terjadi. Optimis adalah sikap ketika seseorang melihat sisi yang baik atau menyenangkan, ketika seseorang tetap memiliki pengharapan dalam segala sesuatu. Mengobarkan sikap optimis di tengah situasi yang sulit sangat penting. Sikap optimis dapat menumbuhkan cara pandang dan sikap positif dalam menjalani kehidupan. Sikap optimis membuat seseorang terus berharap bahwa hal hal yang baik akan terjadi. Sikap optimis menumbuhkan kekuatan seseorang ketika menghadapi kesulitan.

Optimis terhadap pemulihan keadaan bangsa Israel, merupakan hal yang diserukan oleh nabi Yeremia kepada bangsa Israel yang pada saat itu sedang berada dalam pembuangan di Babel. Selama di pembuangan, bangsa Israel benar-benar sedang mengalami kehancuran, mengalami banyak kehilangan, merasa terasing dan sangat menderita. Tetapi situasi yang sangat sulit yang mereka alami selama di Babel bukanlah akhir dari segalanya. Tuhan berjanji akan mengembalikan keadaan mereka, akan memulihkan bangsa Israel. Pengharapan baru disiapkan bagi bangsa Israel.

Pemulihan yang dijanjikan oleh Tuhan, yaitu: pertama, Tuhan sendiri yang akan menuntun bangsa Israel keluar dari Babel, seperti seorang gembala yang menuntun domba-domba-Nya. Tuhan akan mengumpulkan mereka yang sedang terserak. Tuhan akan memulihkan sisa-sisa Israel yang masih berada dalam pembuangan di Babel. Tuhan memberikan pengharapan kepada mereka semua tanpa terkecuali, termasuk kelompok masyarakat yang memiliki kebutuhan khusus (yang buta dan lumpuh) dan para perempuan. Karya pemulihan Tuhan ini ditujukan kepada semua umat-Nya. Kedua, karya pemulihan ini akan dikerjakan dengan mengubah keadaan mereka. Secara materi, mereka akan diberi kecukupan. Akan ada ketersediaan makanan, seperti: gandum, anggur, minyak serta ternak. Tuhan akan mengubah dukacita mereka menjadi sukacita. Anak muda dan orang tua akan bersorak penuh kegirangan.

Apa yang disampaikan oleh nabi Yeremia menunjukkan bahwa tidak ada kesedihan yang berlangsung secara terus menerus. Hal ini tentu menumbuhkan harapan di saat kita memasuki tahun 2022. Pandemi yang sudah berlangsung telah menghantam banyak segi kehidupan kita. Ada banyak kesedihan, kehilangan, ketidakpastian, keterpurukan yang mewarnai kehidupan kita selama masa pandemi. Karena itulah, awal tahun ini menjadi awal bagi kita untuk bangkit dari keterpurukan. Kita harus yakin bahwa Tuhan, sang Gembala Agung, akan memampukan kita keluar dari himpitan yang tidak kecil ini. Bahkan, di tengah kesulitan bangsa kita, kita dipanggil untuk menjadi harapan untuk mengobarkan sikap optimis bagi orang-orang di sekitar kita. Jika Tuhan telah menuntun kita di tahun 2021, maka kita harus yakin bahwa Tuhan pun akan menuntun kita menjalani tahun 2022.

Views: 6

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top