Menuju Kedewasaan (2) – Youth

Kisah Para Rasul 3:1-16

*****
1-Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. 2-Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah.
*****

Dari kisah ini, mari kita melihat proses kedewasaan rohani yang dialami oleh seorang yang lumpuh sejak lahirnya. Karena lumpuh, ia sangat tergantung dengan orang lain, sejak lahirnya sampai saat itu. Ia harus diusung tiap-tiap hari, untuk diletakkan di dekat pintu gerbang Bait Allah yang disebut dengan Gerbang Indah. Dia tidak bisa melakukan hal lain, kecuali meminta-minta sedekah.

Di fase ini, orang tidak bisa ditantang untuk memberi atau berkorban. Dia sangat tergantung dengan orang lain dan selalu minta dikasihani. 

*****
3-Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. 4-Mereka menatap dia dan Petrus berkata: “Lihatlah kepada kami.” 5-Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. 6-Tetapi Petrus berkata: “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah !”
*****

Kepada orang lumpuh itu, Petrus berkata, “Lihatlah kepada kami.” Petrus ingin menjelaskan kepada orang itu, bahwa dulu Petrus dan Yohanes itu juga pernah mengalami hal yang sama, yaitu ketergantungan. Tetapi hari itu, Petrus dan Yohanes sudah bertumbuh dalam iman dan sedang dalam proses kedewasaan. Perubahan hidup itu yang ingin diperlihatkan oleh Petrus.

Emas dan perak tidak akan bisa mengubah kondisi orang lumpuh itu. Memang itu yang diharapkan oleh orang lumpuh, tetapi Petrus memiliki harapan yang lain terhadap orang lumpuh itu. Petrus memberikan yang lebih baik daripada harta duniawi, yaitu Yesus Kristus. Petrus memperkenalkan dan menggunakan nama Yesus, untuk menyembuhkan orang tersebut, baik dari ketergantungan jasmani maupun rohani.

*****
7-Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. 8-Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah.
*****

Saat itu, orang yang lumpuh itu sembuh. Dia sudah tidak lagi dalam fase ketergantungan, tetapi masuk dalam fase mandiri. Sebelumnya dia tidak pernah berdiri. Setelah sembuh, dia bukan hanya sekedar berdiri, tetapi juga berjalan ke sana kemari, melompat-lompat dan memuji Tuhan.

*****
9-Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah, 10-lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya. 11-Karena orang itu tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, maka seluruh orang banyak yang sangat keheranan itu datang mengerumuni mereka di serambi yang disebut Serambi Salomo. 12-Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata: “Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri?
*****

Jika kita hidup di dalam Tuhan, seharusnya orang akan heran melihat perubahan hidup kita. Petrus dan Yohanes tidak merasa heran dengan perubahan, karena mereka sudah mengalami dan merasakan perubahan itu. Tetapi orang lain, terutama yang dekat dengan kita, seharusnya merasa heran dengan perubahan yang ada dalam diri kita, ketika kita menyatakan diri bertobat dan percaya kepada Tuhan.

*****
13-Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan. 14-Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. 15-Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi. 16-Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua.
*****

Orang lumpuh itu percaya dalam Nama Yesus. Kepercayaan itu yang memberikan kesembuhan, baik jasmani (yang bisa dilihat) maupun rohani (yang dirasakan).

Ketika orang lumpuh itu bisa berjalan dan melompat, maka kehidupannya berubah. Sikap teman-temannya yang selama ini menggotongnya setiap hari, juga berubah. Ia menjadi mandiri, hidup dengan dirinya sendiri. Ketika sudah mandiri, seharusnya ia mulai menolong orang lain yang belum mandiri. Kalau dia tidak melakukan itu, maka ia adalah orang yang egois dan kedewasaannya belum penuh.

Ketika kita sudah mandiri dan dewasa serta bisa menolong orang lain, kita sudah sampai pada tahapan berbuah. Ketika kita sudah bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus, lalu kita juga ingin orang lain bertobat dan percaya seperti diri kita, maka kita sudah mencapai kedewasaan penuh.

Orang yang belum dewasa akan selalu mudah untuk menemukan kesalahan atau kekurangan orang lain. Orang yang belum dewasa, akan selalu gampang untuk komplain, protes dan mengkritik orang lain. Sedangkan orang yang dewasa, akan selalu mencari jalan untuk mendukung dan berkontribusi dalam banyak hal, sesuai dengan potensi yang ia punya. Sukacita yang sesungguhnya terjadi pada saat kita memberi, bukan pada saat kita menerima.

Views: 2

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top