Kisah Para Rasul 1:12-26
Menunggu merupakan pekerjaan yang tidak menyenangkan, apalagi jika diminta untuk menantikan sesuatu yang belum jelas kapan hal tersebut terpenuhi. Kecenderungan manusia lebih menyukai hal-hal yang pasti, bukan hal-hal yang menggantung. Manusia lebih memilih yang instant, mudah, indah dan memuaskan.
Situasi para murid berbeda. Jika pada saat Yesus ditangkap, para murid menyebar dan ketakutan, tetapi pada saat setelah Tuhan Yesus kembali ke sorga, mereka justru bersukacita (Luk 24:52). Mereka menantikan janji Tuhan di Yerusalem, yaitu janji yang sudah disampaikan sebelumnya oleh Yesus dalam Luk 24:48-49.
Ketika mereka menanti-nantikan janji Tuhan, ada beberapa hal yang menarik yang bisa menjadi perhatian kita:
- Mereka bertekun dengan sehati. Di ayat 14 dikatakan bahwa mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, Ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus. Sebenarnya sangat sulit membuat orang-orang yang berbeda menjadi sehati. Diantara mereka ada mantan nelayan (Petrus), mantan juragan kaum nelayan (Yohanes dan Yakobus), mantan pemungut cukai (Matius), dan juga ada orang yang berasal dari kaum pemberontak (Simon orang Zelot). Satu-satunya hal yang dapat mempersatukan mereka hanyalah “perintah Tuhan”. Kesehatian yang kekal hanya di dalam Yesus.
- Mereka menunggu janji Tuhan dalam doa. Artinya, lebih baik berdoa pada saat menanti janji Tuhan, daripada melamun. Berdoa adalah tindakan penyerahan penuh kepada Tuhan. Doa membuat orang bersekutu, bukan persekutuan biasa, tetapi persekutuan dalam Tuhan.
- Murid-muridnya menjadi rasul. Mereka adalah rasul Yesus Kristus, yaitu utusan langsung dari Yesus Kristus. Mereka adalah saksi hidup terhadap kehidupan Yesus. Merekalah yang akhirnya berhak untuk menulis dan menyetujui alkitab Perjanjian Baru. Mungkin saat ini banyak orang bisa mengaku sebagai rasul, tetapi yang pasti mereka bukan rasul Yesus Kristus. Rasul (utusan) Yesus Kristus pernah bertemu langsung dengan Yesus dan mereka mempunyai kuasa (2 Kor 12:12).
Ketekunan dan kesehatian sangat penting dalam kehidupan persekutuan orang percaya. Ketekunan itulah yang akan membuat orang percaya menjadi tahan uji dan berpengharapan. Pengharapan di dalam Tuhan tidak akan pernah mengecewakan (Roma 5:3-5).
Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!
Views: 732