Efesus 4:31-32
Keluarga dibentuk oleh Tuhan, di dalamnya ada berkat Tuhan yang menyertai keluarga. Tidak ada alasan untuk tidak saling mencintai di dalam keluarga. Mencintai merupakan salah satu aspek penting untuk membangun relasi mesra di tengah tantangan perkembangan teknologi. Di ayat yang sudah kita baca, mencintai diimplementasikan dalam sikap hidup yang ramah, mesra dan saling mengampuni. Sikap mencintai ini bertolak belakang dengan sikap yang tercatat di ayat 31, yaitu kepahitan, kegeraman, pertikaian, fitnah dan kejahatan.
Perkembangan teknologi, terutama teknologi komunikasi pada saat ini mengalami percepatan yang luar biasa. Di satu sisi bisa dipergunakan untuk hal-hal yang baik, tapi di sisi lain selalu ada hal negatif yang bisa terjadi dalam penggunaan teknologi komunikasi dan informasi saat ini. Karena itu, sangat penting jika ayat di atas bisa menjadi dasar bagi kita untuk berperilaku dan bertindak, tanpa harus terbawa arus negatif dari perkembangan teknologi yang ada.
Efesus 4:17-32 berbicara mengenai peralihan dari manusia lama menjadi manusia baru. Jika dasar ini bisa dipahami dengan baik, maka kita tidak akan mudah goyah dalam situasi apapun. Kita bisa membangun diri sendiri menjadi lebih baik, membangun keluarga dengan sehat dan membangun komunitas besar lainnya (gereja) dengan lebih mantap.
Manusia lama kita pasti penuh dosa dan kecemaran. Bagi kita yang terlahir sebagai orang Kristen, hal ini akan sulit dipahami. Bagi kita yang jelas pertobatannya (peralihan hidupnya), hal ini akan lebih mudah dipahami. Dosa dan kecemaran itu yang harus dibuang. Untuk menanggalkan manusia lama, ada beberapa tahap yang harus dilakukan: menyadari bahwa kita orang berdosa (ayat 17-19), bertobat dan percaya Yesus sebagai Juruselamat (ayat 20-21), lahir baru dan pembaharuan budi (ayat 22-24).
Lahir baru dan pembaharuan budi akan menjadikan kita mengenakan manusia baru. Manusia baru tidak bisa berkumpul dengan manusia lama, karena tidak akan cocok (ayat 25-29). Ayat 30 perlu kita perhatikan, karena ini berhubungan dengan keselamatan kekal. Mendukakan Roh Kudus akan membawa kepada kecenderungan untuk menghujat Roh Kudus. Menghujat Roh Kudus adalah salah satu dosa yang tidak diampuni (Mat 12:32).
Jika di dalam keluarga, anggotanya adalah manusia baru, maka relasi mesra itu akan datang dengan sendirinya, bahkan mungkin tanpa diusahakan sekalipun. Kalau kita berusaha untuk melakukan segala sesuatu tanpa dasar yang kuat, maka hidup kita akan capek dan jenuh, termasuk dalam kehidupan berumah tangga atau pun bergereja.
Kita tahu selama ini, di dunia ini yang baik itu lebih sedikit daripada yang tidak baik. Di media sosial, banyak bertebaran hal-hal yang tidak baik. Salah satu tugas kita adalah mengimbangi hal tersebut. Hal kecil yang saya lakukan, semua catatan khotbah saya bisa diakses di www.envaino.id. Khotbah direkam dan di upload di FB GKMI Sion. Teknologi komunikasi dan media sosial bisa kita pakai untuk menebarkan kebaikan dan menyampaikan firman.
Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!
Views: 17