Yesaya 53:2
Selain harta atau uang, hal yang paling dicari oleh manusia selama hidup di dunia ini adalah pujian atau penghargaan. Semua manusia cenderung senang ketika mendapatkan pujian atau penghargaan, meskipun kecil. Orang bisa melakukan apa saja supaya ia bisa dipuji orang. Hal ini juga yang diminta oleh Tuhan kepada manusia, supaya manusia mau untuk memuji Tuhan, meninggikan Tuhan serta memuliakan Tuhan. Kita memiliki harga diri. Kita tidak mau dipandang rendah atau diremehkan oleh orang lain.
Nabi Yesaya menggambarkan penampilan Sang Mesias, yaitu Yesus Kristus, jauh sebelum kelahiran-Nya di bumi sebagai manusia. Dinubuatkan oleh Yesaya bahwa penampilan Yesus tidak menarik, Ia tidak tampan. Yesus tidak diinginkan oleh banyak orang. Ia dihindari, bahkan ditolak dan direndahkan. Hidupnya penuh dengan penderitaan. Sudut pandang ini sangat berbeda, ketika kita melihat dan mengenal Yesus setelah kita menjadi percaya kepada-Nya. Tetapi, kalau kita menelusuri kisah Yesus Kristus di dalam Alkitab, maka nubuatan nabi Yesaya itu memang benar-benar digenapi.
Hari ini, tidak ada yang tahu persis wajah Yesus seperti apa. Orang-orang menggambarkan wajah Yesus bermacam-macam, sesuai dengan imajinasi mereka. Orang yang paling terakhir bisa melihat wajah Yesus adalah Paulus (1 Korintus 15:8). Yesaya menggambarkan bahwa wajah Mesias tidak tampan, berarti tidak sama dengan gambar-gambar yang beredar saat ini. Di dalam 1 Korintus 11:14 juga dinyatakan bahwa merupakan kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang. Tuhan Yesus tidak mungkin memiliki rambut panjang, karena Dia tidak akan mungkin melanggar firman-Nya sendiri.
Yesus hadir ke dunia untuk menderita, karena dosa manusia. Saat Dia lahir ke dunia, dia sudah memulai penderitaan-Nya itu. Dia dilahirkan dari kalangan orang biasa, rakyat jelata. Perjalanan hidup-Nya di dunia tidak mudah. Dia melakukan pemberitaan Injil siang dan malam, melakukan perjalanan yang cukup jauh, seringkali tidak diterima bahkan dihina. Ia juga pernah ditolak di Nazaret, di kota tempat ia bertumbuh. Ia ditolak oleh bangsa-Nya sendiri, sampai pada akhirnya disalibkan dan mati.
Jika kita pernah merasa, atau saat ini sedang merasa tidak dihargai, merasa ditolak atau direndahkan, yakinlah bahwa kita tidak sendirian. Yesus pernah mengalami hal yang jauh lebih sulit daripada kita. Ketika Yesus datang sebagai manusia, Ia bisa memahami perasaan kita, saat kita sedang kesepian atau sedang terhina. Ini adalah salah satu bentuk kasih Tuhan yang terbesar, yaitu rela meninggalkan kemuliaan-Nya untuk sama seperti manusia, bahkan seringkali lebih rendah daripada manusia.
Ia yang kudus itu, rela dan mau untuk mengangkat kita yang berdosa ini untuk menjadi anak-Nya. Karena Kristus dan kebenaran-Nya, para murid dan orang-orang Kristen mula-mula siap untuk tidak dihargai dan dihina. Mereka melakukan itu semua, karena mereka tahu ada pengharapan kekal. Pujian di hadapan manusia tidak terlalu penting. Yang paling penting dan utama adalah pujian dari Tuhan. Kita tidak perlu sedih atau kecewa, jika ada orang yang menghina kita, bahkan tidak menghargai kita. Apa yang terjadi pada kita tidaklah seberapa dibandingkan dengan semua yang telah dialami oleh Yesus Kristus. Yesus sangat dihina oleh manusia, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan (ayat 3).
Views: 40