Kasih Yang Memulihkan

Yeremia 17:5-10

Kalau kita pernah melihat hutan lindung, maka kita bisa melihat ada banyak pohon yang bertumbuh puluhan bahkan ratusan tahun. Pohon itu tumbuh besar dan menjulang tinggi, tidak mudah kering meskipun di musim kemarau. Tahun demi tahun, pohon tersebut tahan terhadap badai, petir dan angin kencang. Akarnya sudah sampai ke mana-mana, sehingga bisa menjangkau air yang ada di dalam bumi dan membuatnya tetap kuat. Pohon-pohon ini sudah teruji dengan waktu dan berbagai macam tekanan kondisi. Kondisi yang hijau dan rindang ini yang membedakan dengan pohon yang kering dan seolah-olah tidak bisa bertahan lama.

Yeremia menyampaikan firman Tuhan pada sekitar tahun 600 Sebelum Masehi. Pada saat itu, kondisi Israel sedang sangat kritis. Ada berbagai macam hal yang terjadi, seperti: penghancuran kota Yerusalem, penghancuran Yehudan dan Bait Suci, serta masa pembuangan. Ada banyak pertikaian politik dan pertempuran yang sengit, sehingga banyak kota-kota besar yang hancur. Yeremia memberi peringatan kepada umat Israel supaya mereka tidak meninggalkan iman mereka kepada Tuhan dan percaya bahwa Tuhan selalu menyertai mereka. Memang pada saat itu bangsa Israel lebih bergantung pada rasa aman yang palsu sehingga penting bagi Yeremia untuk memperingatkan mereka bahwa berbagai perjanjian dan kesepakatan yang mereka pikir akan memberi kehidupan, ternyata hanya berlaku sementara saja.

Pada saat itu bangsa Israel berada dalam satu titik kritis, ketika mereka menaruh semua kepercayaan mereka pada sistem keamanan buatan manusia. Mereka telah membuat kesepakatan dengan bangsa lain. Urusan mereka lebih penting daripada kepercayaan kepada Tuhan. Semua hal mereka arahkan kepada kesepakatan yang mementingkan diri sendiri dan dibangun di atas rasa takut daripada iman. Ketakutan seringkali menyebabkan kita menarik diri dan membangun jurang pemisah serta menjauhi orang lain. Ketakutan juga bisa membuat kita tidak berani mengambil resiko. Rasa takut yang mengendalikan hidup kita membuat kita fokus pada diri sendiri. Sesungguhnya ketakutan itu bersumber dari rasa tidak percaya bahwa Tuhan sanggup memampukan kita untuk berkarya bagi Dia.

Pohon yang kering seringkali digambarkan sebagai kondisi saat suatu hubungan tidak memiliki akar yang sehat dan kuat. Ini menjadi gambaran bagi umat Tuhan yang menjauh dari kehendak-Nya dan tidak terpaut sepenuhnya kepada Sang Sumber Hidup. Yeremia mengatakan bahwa kita perlu menjadi seperti pohon di sepanjang aliran tepi sungai yang memiliki persediaan air, sehingga pohon dapat bertahan terhadap segala sesuatu yang terjadi padanya. Kita yang diberi tugas oleh Tuhan menjadi utusan pemulihan, seharusnya memiliki akar yang kuat dalam aliran kehidupan. Kekuatan tanaman sesungguhnya tergantung pada akarnya. Selama akarnya disiram dan tanahnya subur, ia akan bertumbuh.

Kasih kita kepada Tuhan yang memulihkan kita. Kasih Tuhan kepada kita sudah lunas, tinggal tanggapan kita terhadap kasih Tuhan itu. Jangan sampai kita yang mengaku diri sebagai orang beriman membuat kesepakatan dengan Tuhan, berjanji akan memelihara iman selama mendapatkan hasil. Kita harus belajar untuk setia kepada Tuhan, apapun yang terjadi dalam hidup kita. Penyertaan dan berkat Tuhan tidak bisa dinilai dari hal-hal jasmani atau materi. Penyertaan Tuhan dapat dinilai dari tanggapan kita dan kesetiaan kita kepada Tuhan.

Menjadi utusan Tuhan yang memulihkan, tidak berarti kita terlebih dahulu harus berubah menjadi manusia yang super dan hebat. Tuhan ingin agar kita menjadi diri sendiri, lebih dulu memantapkan hati agat tidak layu dalam perjalanan hidup. Semuanya hanya mungkin jika kita melekat erat kepada Kristus. Kasih-Nya membawa pengharapan yang akan memampukan kita terus berjalan untuk menuntun banyak orang menjaduh dari dosa (1 Kor 15:17). Berbahagialah orang yang menaruh harapanya kepada Tuhan.

Views: 9

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top