Iman Yang Bertanggungjawab

Matius 25:31-46

Pengikut Kristus harus belajar mempertanggungjawabkan imannya. Tentang hal tersebut, ayat yang sudah kita baca mencatat bahwa Yesus mengajar agar para pengikut-Nya hidup dalam iman yang bertanggungjawab. Ia berkata bahwa di akhir zaman Ia akan mengumpulkan semua bangsa di hadapan-Nya dan memisahkan mereka satu dengan yang lain. Yesus juga menjelaskan dasar dari pemisahan tersebut. Dengan cara ini, Yesus menyampaikan tiga alasan mengapa orang percaya harus hidup di dalam iman yang bertanggungjawab.

Alasan pertama, iman bukan sekedar perkataan atau pengakuan dari seseorang. Iman seharusnya juga merupakan cermin dari perbuatan yang ia lakukan. Dalam hal itu, orang tersebut harus mempertanggungjawabkan pengakuan imannya melalui tindakan dan perilaku yang selaras dengan apa yang ia ucapkan.

Jika seseorang berkata bahwa ia beriman, tetapi tidak mewujudkan imannya tersebut dalam perilaku dan tindakan sehari-hari, maka sesungguhnya iman yang ada padanya adalah iman yang semu / hampa. Di dalam Matius 25:45, Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.”

Alasan yang kedua, iman seseorang akan menentukan bobot serta kualitas dari kehidupannya. Karena itu, Yesus mengatakan bahwa Ia akan menilai orang berdasarkan pertumbuhan dan kesehatan iman yang bersangkutan. Apabila pada umumnya orang menilai orang lain berdasarkan kekayaan, jabatan, kekuasaan atau nama besar yang bersangkutan, maka Tuhan tidak melakukan hal tersebut. Ia menilai bobot kehidupan manusia berdasarkan kesehatan dan kualitas iman yang bersangkutan. Sebenarnya iman bisa dilihat dari tindakan dan perilaku hidup sehari-hari. Orang-orang terdekat bisa melihat hal tersebut.

Alasan ketiga, iman harus dibuktikan dalam kasih yang tulus, tanpa pamrih. Artinya, tidak semua tindakan yang tampak seperti uluran kasih kepada sesame benar-benar lahir dari iman yang tulus dan sehat. Bisa saja orang melakukan perbuatan-perbuatan baik karena ingin dilihat dan dipuji orang lain. Tentang hal ini, Yesus berkata di dalam ayat 37-39, yang menyatakan bahwa orang-orang yang dinilai-Nya sebagai pribadi yang memiliki iman yang sehat tersebut bahkan tidak mengetahui kapan mereka telah melakukan hal yang baik kepada Tuhan. Ketidaktahuan mereka ini menunjukkan bahwa mereka melakukan tanpa mengharapkan balasan. Orang yang melakukan perbuatan dengan mengharapkan pamrih biasanya akan sangat menyadari apa yang ia lakukan, bahkan berharap agar orang lain mengetahuinya.

Kita harus sadar bahwa hidup di dunia ini hanya singkat, sementara dan satu kali. Karena itu, kesempatan kita hidup ini seharusnya diisi dengan hal-hal yang bisa dipertanggungjawabkan. Melakukan kehidupan dengan kualitas. Di tahun yang baru ini, mari kita berkomitmen untuk menjaga iman kita dan mewujudkannya dalam perilaku dan tindakan sehari-hari. Iman yang tulus dan sehat ini akan menjadikan hidup kita tidak sia-sia, tetapi penuh dengan makna. Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!

Views: 26

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top