Hidup Dalam Pengharapan

Efesus 2:11-22

Orang Yahudi adalah orang yang eksklusif. Mereka tidak mudah menerima dan bergaul dengan orang-orang bukan Yahudi. Mereka seringkali menganggap orang bukan Yahudi adalah kafir dan najis. Orang Yahudi mau menerima orang bukan Yahudi, jika mereka mau mengikuti tata cara Yahudi, seperti sunat dan hukum-hukum Taurat.

Jemaat di Efesus adalah jemaat campuran, ada orang Yahudi dan bukan Yahudi. Sering terjadi perselisihan antara orang Kristen Yahudi dan non-Yahudi di Efesus. Karena itu, Paulus menjelaskan bahwa Yesus hadir untuk mempersatukan orang Yahudi dan non-Yahudi melalui karya-Nya di kayu salib.

Di awal, Paulus menyatakan bahwa orang yang tanpa Kristus, tidak termasuk dalam kewargaan Israel, tidak mendapatkan janji-janji Tuhan, tanpa Allah, adalah orang yang tidak mempunyai pengharapan. Apa itu pengharapan? Pengharapan adalah sesuatu yang kita inginkan supaya terwujud. Seseorang yang tidak punya pengharapan, pada hakikatnya dia sudah mati. Pengharapan yang dimaksud dalam ayat 12 ini adalah pengharapan tentang kekekalan.

Bagaimana kita hidup dalam pengharapan kekal?

  1. Menjadi kawan sewarga dari orang kudus dan menjadi anggota keluarga Allah (ayat 19). Tidak ada lagi pembedaan antara orang Yahudi dan non-Yahudi. Semuanya dipersatukan dan didamaikan Allah oleh salib (ayat 16). Orang bisa bersatu dan berdamai, karena sehati dan mempunyai satu tujuan, satu harapan, yaitu hidup menjadi orang-orang kudus. Bisakah kita hidup kudus? 1 Petrus 1:15-16 menyatakan, “…tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” Ketika kita sungguh-sungguh percaya bahwa Yesus mati menggantikan kita dan kita hidup menggantikan Yesus, maka kita sedang hidup kudus (dikhususkan).
  2. Hidup di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus sebagai batu penjuru (ayat 20). Dasar kita adalah firman Tuhan. Kitab PL diwahyukan oleh Tuhan kepada nabi, dan kitab PB diwahyukan oleh Tuhan kepada para rasul. Para nabi selesai tugasnya pada saat Yohanes Pembaptis tampil (Matius 11:13). Sedangkan rasul Yesus Kristus terakhir adalah Paulus (1 Kor 1:1a). Hidup kita harus didasarkan pada firman Tuhan dari kitab Kej 1:1 sampai Why 22:21. Tidak ada lagi nubuatan dan wahyu setelah itu.
  3. Hidup kita dan diri kita dibangun menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh (ayat 22). Seluruh hidup kita adalah kediaman Tuhan. Tuhan tidak lagi hadir di tempat-tempat tertentu. Tuhan hadir saat orang-orang percaya hadir. Dengan demikian, kita bisa menjadi saluran pengharapan bagi orang lain.

Jadi, hidup kita berpengharapan jika kita menjalankan paling tidak tiga hal di atas. Jangan terlalu sibuk dengan masalah, persoalan, berkat, kekayaan, kemiskinan, kekurangan, sakit penyakit, pengharapan-pengharapan duniawi yang tidak ada habis-habisnya. Semua orang yang percaya maupun yang tidak percaya Yesus, mengalami semua itu. Penderitaan kita saat ini tidak sebanding dengan penderitaan yang pernah dialami oleh Yesus, para nabi dan para rasul. Ada Yesus di dalam hidup kita, ada pengharapan kekal dalam hidup kita.

Maju terus dalam Kristus. Tuhan Yesus memberkati. Maranatha!

Views: 135

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top