Hamba Kebenaran (Kebangkitan Yesus)

Roma 6:15-23

Hari ini kita mengingat kembali akan peristiwa kebangkitan Yesus Kristus. Kebangkitan Yesus atas kematian memberikan harapan baru kepada seluruh umat manusia di dunia, terutama yang percaya kepada Yesus. Harapan baru tersebut adalah bahwa di dalam Kristus ada kehidupan baru yang mampu menerobos kematian dan kesia-siaan. Melalui penyaliban Yesus, kita seharusnya yakin bahwa “kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya sama seperti Kristus telah bangkit dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” (Roma 6:4).

Melalui kebangkitan Kristus, kita diajak untuk berani menentukan pilihan. Apakah kita memilih untuk menjadi “hamba dosa” atau “hamba kebenaran.” Setiap pilihan selalu ada konsekuensinya. Jika kita memilih menjadi hamba dosa, maka kita menuju kepada maut dan kebinasaan. Jika kita memilih menjadi hamba kebenaran, maka kita akan mengalami kemerdekaan dari dosa dan menikmati damai sejahtera. Orang yang menjadi hamba kebenaran, dia juga akan selalu melakukan peperangan rohani, karena banyak tantangan iman yang akan terjadi dalam hidupnya.

Untuk menjadi hamba kebenaran, perlu keberanian yang kuat. Salah satunya dengan cara berani memilih kebenaran di tengah banyaknya orang yang bersikap tidak jujur dan membengkokkan kebenaran. Bahkan kita bisa mendapatkan kesempatan untuk “memikul salib” dan menghadapi berbagai macam resiko. Menjadi hamba kebenaran tidaklah mudah, apalagi kecenderungan manusia selalu tidak puas akan segala sesuatu.

Di dalam 1 Yohanes 5:16-17 ada dua kriteria dosa, yaitu  dosa yang tidak mendatangkan maut dan dosa yang mendatangkan maut (tidak mendapatkan pengampunan jika itu dilakukan). Berhati-hatilah dengan semua dosa ini, terutama dengan dosa yang mendatangkan maut. Inilah peperangan rohani kita jika kita memilih untuk menjadi hamba kebenaran.

Alkitab mencatat paling tidak ada 2 dosa yang mendatangkan maut yang bisa dilakukan oleh manusia:

  1. Dosa menghujat Roh Kudus, dosa yang tidak akan pernah mendapatkan pengampunan (Mat 12:31; Mrk 3:29; Luk 12:10). Menghujat (melakukan penghinaan dengan sengaja) Roh Kudus artinya menghujat Tuhan. Bisa dalam hal-hal sebagai berikut: mengutuki Tuhan atau menganggap Tuhan tidak ada. Ketika kita sengaja melakukan dosa, padahal kita tahu bahwa itu dosa tetapi tetap kita lakukan, bahkan dilakukan secara berulang-ulang, maka kita bisa masuk pada dosa ini.
  2. Dosa murtad, ingin menyalibkan Yesus untuk kedua kali (Ibrani 6:4-6). Seseorang menyalibkan Yesus ketika dia bertobat / percaya Yesus untuk pertama kalinya. Ketika orang tersebut bertobat, maka dia sudah ada di dalam Yesus. Jika karena sesuatu hal, orang ini keluar dari Yesus lalu kemudian menyesal dan ingin kembali ke dalam Yesus, maka dia menghina Yesus di depan umum dan ingin menyalibkan Yesus lagi. Dalam hal ini, orang lain tidak bisa menilai. Hanya diri sendiri dan Tuhan yang bisa menilainya.

Karena itu, jangan anggap murahan penyaliban dan kebangkitan Yesus. Jangan pernah mempermainkan Tuhan, terutama setelah kita mengaku percaya dan bertobat kepada Tuhan. Sungguh-sungguhlah di dalam Tuhan. Tetaplah beriman kepada Yesus, apapun yang terjadi di dalam hidup kita.

Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!

Views: 12

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top