Carilah Tuhan, Maka Kamu Akan Hidup! (2)

Amos 5:4-6

Kehidupan di dunia ini, dari zaman ke zaman tidak ada perubahan yang berarti. Kesalahan dan dosa yang terjadi di masa lalu, juga ada di masa sekarang. Peradabannya mungkin berbeda, tetapi kehidupan keberdosaannya tetap sama. Apa yang dialami bangsa Israel zaman Amos, juga terjadi pada saat ini. Apa yang terjadi dalam kisah Perjanjian Baru, juga banyak terjadi pada hari-hari ini.

Hari-hari ini, banyak orang yang hidup dalam kekecewaan. Masalah keluarga, kehidupan masa muda dan perekonomian menjadi masalah yang cukup serius akhir-akhir ini. Dalam kekecewaan tersebut, orang cenderung untuk nekad dan mengambil keputusan yang salah. Mereka mulai melupakan Tuhan, menjauh dari Tuhan. Hidupnya tidak mempedulikan perasaan orang lain, tidak peduli dengan tugas dan tanggungjawabnya, emosional dan hidup dalam tekanan yang berat. Apakah kita sedang ada di posisi tersebut? Sangat mengerikan jika demikian, karena penderitaan kita ternyata hanya soal duniawi, bukan soal kerajaan sorga.

Orang yang terkungkung dengan masalah duniawi, dia juga akan mencari solusi secara duniawi. Tuhan berkata, janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah menyeberang ke Bersyeba, sebab Gilgal pasti masuk ke dalam pembuangan dan Betel akan lenyap.

Betel artinya ‘rumah Allah”, merupakan nama yang diberikan oleh Yakub, tempat Tuhan menampakkan diri kepadanya melalui mimpi. Tetapi, pada zaman Yerobeam (1 Raj 12:29), dia mendirikan tempat suci baru di Betel dengan patung anak lembu emas.

Gilgal artinya bergelombang, berombak atau menggelinding. Gilgal adalah tempat perkemahan pertama bangsa Israel, ketika mereka masuk ke tanah perjanjian pada saat dipimpin oleh Yosua. Gilgal juga merupakan tempat Abraham pertama kali mendirikan mezbah, tempat Samuel mempersembahkan korban di hadapan tabut Tuhan. Di sini, umat Israel menyatakan kesetiaannya kepada raja Saul, karena bangsa Israel meminta raja, supaya sama seperti bangsa-bangsa lain.

Bersyeba adalah sumur yang digali oleh Abraham, yang kemudian digali lagi oleh Ishak dan menjadi tempat kesukaannya. Di sanalah Abraham menyebut Tuhan dengan sebutan Allah yang kekal.

Ketiga tempat tersebut merupakan tempat penting dan bersejarah bagi bangsa Israel. Di ketiga tempat tersebut, Tuhan menyatakan kehadirannya. Tetapi, apa yang terjadi kemudian dengan ketiga tempat tersebut? Gilgal pasti masuk ke dalam pembuangan dan Betel akan lenyap. Tempat-tempat istimewa tersebut, di zaman-zaman berikutnya menjadi tempat penyembahan berhala. Bersyeba, pada zaman Amos, juga menjadi tempat berhala, bukan lagi sebagai tempat berkat mengalir.

Tuhan menginginkan manusia bertobat dari dalam hatinya, bukan sekedar ritual yang dilakukan tanpa berpengertian. Tempat-tempat tertentu tidak mendatangkan kehidupan. Justru kita yang hidup di dalam Tuhanlah yang mempunyai kehidupan. Tempat tidak terlalu penting untuk menyembah Tuhan, karena Yesus sendiri menyatakan dalam Yoh 4:24, “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harusnya menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”

Jadi, letakkanlah hidup dan pengharapan kita kepada Tuhan, bukan kepada tempat-tempat tertentu atau kepada hal-hal duniawi yang sifatnya sementara. Pandanglah Tuhan, kembalilah kepada Tuhan, maka kita akan hidup. Dan kehidupan itu bersifat kekal.

Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!

Views: 253

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top