Bukan Hamba Dosa

1 Petrus 2:11-17

Masih berkaitan dengan peringatan kemerdekaan Indonesia, kita sebagai orang percaya juga diingatkan sebagai orang-orang yang telah merdeka dari dosa. Jika pada saat ini kita sadar bahwa diri kita adalah orang merdeka, maka tidak ada salahnya jika kita melihat kembali kehidupan kita yang dulu. Kita harus sadar bahwa dulu kita bukanlah orang yang berpengharapan. Kita dulu dijajah oleh kuasa dosa. Kita adalah hamba dosa yang kemudian dimerdekakan oleh Yesus Kristus, melalui penyaliban-Nya di atas kayu salib.

Jika kita sadar akan hal itu, maka saat ini kita harus memiliki sikap hidup sebagai orang yang telah merdeka. Dari bacaan kita hari ini, kita bisa belajar beberapa hal dari sana:

Pertama, menjauhkan diri dari keinginan daging (ayat 11). Kita harus menjauhi keinginan, sebelum keinginan ini dinyatakan dalam perbuatan. Mengenai hal perbuatan daging, dijelaskan di dalam Galatia 5:19-21. Di dalamnya ada: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, dan masih banyak yang lain, yang sejenisnya, yang tidak dicatat di dalam Alkitab. Semua itu bisa mengikat kita, membelenggu kita.

Jangan sekali-kali kita merasa kuat dan mau menghadapi keinginan atau perbuatan daging itu. Kita harus ingat bahwa daging kita ini sangat lemah. Seandainya kita menjadi manusia yang paling rohani di dunia ini, cara yang paling aman supaya kita tidak masuk dalam keinginan daging adalah menjauhi keinginan tersebut. Cara terbaik untuk tidak jatuh lagi ke dalam dosa, supaya tidak terbelenggu dalam dosa adalah menjauhi dosa itu.

Kedua, memiliki cara dan sikap hidup yang baik di tengah-tengah lingkungan kita (ayat 12). Orang yang sikapnya sudah baik saja bisa dicela, apalagi yang perbuatannya tidak baik. Orang Kristen harus memiliki standar moral yang tinggi di dalam masyarakat. Tidak ada seorang pun yang bisa melawan orang yang bermoral baik. Di dalam kehidupan masyarakat dan pekerjaan, banyak sekali celah yang bisa dimanfaatkan untuk berbuat dosa. Jika kita memiliki sikap baik, memang tidak menjamin bahwa kita akan aman secara duniawi. Orang baik bisa dibenci oleh orang-orang di sekitarnya yang jahat. Yesus tidak melakukan kejahatan sedikitpun, tetapi dibenci oleh para pemimpin Yahudi. Daniel adalah orang yang baik, memiliki posisi yang tinggi pada saat pemerintahan raja Darius, tetapi orang-orang disekitarnya iri dan akhirnya berbuat jahat kepada Daniel. Yang Tuhan inginkan dari hidup kita adalah supaya orang-orang di sekitar kita dapat melihat perbuatan-perbuatan kita yang baik dan memuliakan Bapa di Sorga.

Ketiga, tunduk kepada pemerintah (ayat 13-15). Tuhan Yesus sendiri pernah mengajar supaya warga negara taat untuk membayar pajak. Ketika Tuhan Yesus dicobai oleh para ahli taurat dan orang Farisi, Yesus berkata (Matius 22:22): “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” Selain masalah pajak, kita pun harus tunduk dengan semua peraturan yang telah dibuat oleh para pemimpin bangsa ini. Kita tidak akan mungkin bisa taat kepada Tuhan yang tidak kelihatan, jika kita tidak bisa membuktikan untuk taat kepada pemerintah yang kelihatan.

Keempat, hidup merdeka dan menghormati semua orang (ayat 16-17). Meskipun kita telah merdeka, bukan berarti kita dengan sembarangan menggunakan kemerdekaan itu. Kita harus menikmati kemerdekaan itu dengan penuh tanggung jawab. Merdeka bukan berarti bisa semena-mena. Dalam kemerdekaan kita, kita juga harus menghormati kemerdekaan orang lain.  Cara terbaik untuk menghormati orang lain adalah dengan cara mengasihi mereka.

Paling tidak, itulah sikap hidup kita jika kita sadar bahwa kita sudah dimerdekakan oleh Tuhan. Mari gunakan kemerdekaan dan kebebasan kita untuk mengasihi Tuhan dan sesama kita.

Views: 6

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top