Belajar Hidup Merdeka Dari Yusuf

Kejadian 41:8-14, 40

Yusuf adalah salah satu tokoh Alkitab yang menarik untuk diteladani. Hidupnya yang takut akan Tuhan dan selalu mengandalkan Tuhan, membuat kita bisa belajar bahwa ada orang-orang yang bisa setia kepada Tuhan sampai akhir, meskipun pada waktu itu belum banyak firman Tuhan yang diajarkan dan disampaikan. Jalan hidupnya seringkali di luar dugaan dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam segala situasi, dia tetap mengandalkan Tuhan, sehingga Tuhan membuatnya berhasil. Tetapi keberhasilan yang dia capai harus dilalui dengan berbagai keadaan yang mengenaskan dan memprihatinkan.

Karena difitnah oleh istri Potifar, Yusuf mendapatkan hukuman penjara. Hukuman penjara pada waktu itu sangat jauh dengan hukuman penjara pada saat ini. Yusuf mendapatkan hukuman itu tanpa melalui proses pengadilan. Tidak ada yang berpihak dan membela dia. Tidak ada yang tahu, sampai kapan dia dipenjara. Suatu saat dia bisa mendapatkan kesempatan untuk keluar dari penjara, tetapi juga ada kemungkinan dia akan dipenjara sampai mati. Penjara pada waktu itu juga tidak bisa disamakan dengan penjara pada saat ini, yang bersih dan tersedia makanan yang disajikan secara teratur. Meskipun Yusuf berada di dalam penjara, tetapi secara pribadi dia tidak sedang terpenjara. Hasilnya, dia mendapatkan kepercayaan dari kepala penjara (Kej 39:21-23). Kita bisa membayangkan, bukan berputus asa tetapi justru menjadi berkat bagi orang lain, meskipun di tempat yang tidak baik. Kemerdekaan dan sukacita sebenarnya berasal dari diri sendiri, tidak dipengaruhi oleh sekitar kita. Jika kemerdekaan dan kebahagiaan kita dipengaruhi oleh sekitar kita, maka sebenarnya sedang hidup tidak merdeka.

Yusuf pernah diperjualbelikan sebagai budak, tetapi dia tidak pernah menganggap diri sebagai orang yang diperbudak. Dia dijual sebagai budak, tetapi hati dan integritasnya di hadapan Tuhan dan sesamanya tidak pernah terjual. Secara fisik Yusuf memang diperjualbelikan, tetapi secara jiwa, Yusuf bukanlah orang yang dapat dibeli. Yusuf seharusnya banyak mengalami sakit hati, baik oleh sesamanya bahkan oleh saudaranya sendiri. Tetapi dia tidak pernah terpenjara dan terbelenggu dengan sakit hati. Jika kita membaca seluruh kisah Yusuf, dia tidak pernah terpenjara oleh sakit hati kepada orang-orang yang menyakitinya. Hidupnya benar-benar bebas dan tenang. Pikiran, waktu dan tenaganya dipakai untuk hal-hal yang berguna, bukan untuk mengerjakan hal-hal yang tidak baik.

Dia bisa melewati semua ujian dan melakukan pekerjaannya dengan baik karena memiliki prinsip yang teguh untuk hidup dalam kebenaran. Di manapun dia berada, ada orang yang melihat maupun tidak ada orang yang melihat, dia tetap taat kepada Tuhan. Memang Yusuf tidak mendapatkan kesempatan untuk menjadi jalur keturunan Mesias, tetapi hidupnya bisa menjadi teladan bagi kita, bahkan di masa sekarang. Yusuf mampu menentukan sikap yang benar dan tetap menjadi diri sendiri. Dia menjadi orang merdeka karena mampu membebaskan diri dari desakan maupun seretan hal-hal negatif, baik di dalam maupun di luar dirinya.

Ada baiknya kita belajar dari Yusuf. Ketika situasi membuat Yusuf berjalan sendirian, tidak ada orang lain yang mengikuti jalannya, sepertinya dia melawan arus, tetapi ketika dia memiliki prinsip untuk tetap taat pada kebenaran dan ketetapan Tuhan, maka ia pun bisa melewati dan menghadapi hidup ini dengan kebebasan dan kemenangan. Kita bisa belajar untuk melakukan segala sesuatu dengan integritas. Kemerdekaan hati kita akan membawa kemenangan dan sukacita yang sejati, di dalam Tuhan.

Views: 4

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top