Bekerja dan Memberi Buah

Filipi 1:21-30

TB 2 LAI:
(21) Sesungguhnya, bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. (22) Namun, jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. (23) Aku didesak dari dua pihak: Aku ingin pergi dan tinggal bersama Kristus; hal itu memang jauh lebih baik. (24) Namun, lebih perlu tinggal di dunia ini karena kamu. (25) Dengan yakin aku tahu tentang hal ini: Aku akan tinggal dan akan bersama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman, (26) sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu.

(27) Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Injil, (28) tanpa digentarkan sedikit pun oleh lawan-lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah. (29) Sebab, kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita bagi Dia, (30) dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku.

Seorang petani yang sedang menanam pohon buah-buahan, ia akan berharap bahwa pohon itu akan berbuah pada waktunya (musimnya) dan buahnya banyak. Mereka tidak mengharapkan datangnya hama, ulat, penyakit tanaman atau hewan liar yang membuat tanaman itu rusak, tidak berbuah dan petani menjadi rugi. Seorang wirausahawan, ketika membangun usaha dengan modal yang ada, ia akan berharap bahwa usahanya berkembang, berhasil dan mendapatkan keuntungan. Semua orang, ketika bekerja, memiliki harapan yang sama, yaitu keberhasilan dan keuntungan. Semuanya itu bisa dilihat dan dinikmati.

Dalam bergereja, kita juga pasti memiliki harapan yang hampir sama. Gereja dirintis dan ada, diharapkan memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang bisa dilihat dan dinikmati. Secara umum, gereja yang berhasil itu biasanya diukur dengan: pertambahan jumlah anggota jemaat, pertambahan gedung dan fasilitas, semakin banyak kegiatan dan program gereja, semakin banyak jemaat yang berpartisipasi dalam pelayanan, persembahan meningkat, dll. Semua itu penting tetapi bukan prioritas Tuhan.

Dari ayat yang sudah kita baca, mari kita melihat prioritas Tuhan Yesus dan para rasul pada saat gereja atau jemaat pertama kali didirikan. Di sana rasul Paulus menekankan tentang pentingnya hidup ugahari, yaitu bersahaja, bersyukur dan berbuah. Surat Filipi ditulis oleh rasul Paulus dengan ilham Roh Kudus, pada saat Paulus sedang berada di dalam penjara karena iman kepada Yesus Kristus. Di ayat 22 dikatakan, “Namun, jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” Paulus menekankan penderitaan sekaligus sukacita.

Di ayat 24-26, ada dua pilihan yang diperhadapkan pada Paulus, yaitu diam bersama-sama dengan Kristus atau tinggal di dunia karena jemaat. Meskipun sebenarnya Paulus ingin beristirahat dari semua pekerjaan di dunia ini dan menikmati kebersamaan dengan Yesus Kristus sebagai pilihan yang jauh lebih baik, tetapi dia lebih memilih untuk hadir di tengah-tengah jemaat. Karena itu, tanpa keraguan, Paulus melanjutkan perkataannya di ayat 29, “Sebab, kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita bagi Dia.”

Di dalam kehidupan bergereja, penambahan jiwa itu memang penting, tetapi harus dilakukan dengan cara yang wajar, yaitu penginjilan. Untuk melakukan misi penginjilan, diperlukan pengorbanan. Paulus berkorban demi jemaat dan jemaat di Filipi berkorban bagi Paulus. Pengorbanan memang membuat menderita. Tetapi di balik penderitaan itu, ada sukacita besar yang bisa dirasakan oleh orang-orang yang melayani Tuhan dengan tulus.

Hidup yang berbuah tidak berarti hanya kesuksesan dalam usaha, keaktifan dalam kegiatan gereja, kesetiaan dalam memberi persembahan atau fokus membangun gereja. Semua itu diperlukan, tetapi bukan yang utama. Tetapi hari-hari ini, semua itu yang dikejar. Di dalam Injil Kristus, kita justru akan menemukan sukacita besar dalam penyangkalan diri, saling berkorban dan saling menguatkan demi kepentingan pekabaran Injil.

Buah yang dihasilkan pertama-tama adalah perubahan serta pertumbuhan karakter. Semua itu akan tampak  dari buah roh. Perubahan dan pertumbuhan ini tidak terjadi dari peristiwa-peristiwa besar, tetapi dari peristiwa kecil dan sederhana di dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan yang menghasilkan buah adalah kehidupan orang percaya, baik sebagai pribadi maupun dalam persekutuan. Kita harus berdampak bagi orang lain yang ada di sekitar kita. Buah itu akhirnya bisa dinikmati oleh orang-orang yang kita kasihi yang ada di sekitar kita.

Views: 7

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top