Roma 5:1-11
Di dunia ini, anugerah adalah sesuatu yang diberikan oleh orang atau lembaga yang posisinya lebih tinggi atau lebih kuat, kepada orang atau lembaga lain yang memiliki kriteria tertentu karena kerja keras . Anugerah itu bisa banyak macam, seperti gelar, sertifikat, jabatan, nilai, dll. Sangat berbeda dengan anugerah keselamatan yang diberikan oleh Tuhan kepada umat-Nya. Anugerah keselamatan ini diberikan kepada orang-orang yang percaya kepada Tuhan, bukan karena perbuatan mereka, tetapi karena tanggapan atau respon terhadap panggilan untuk bertobat, percaya kepada Tuhan dan memiliki hidup yang baru.
Di dalam bacaan kita, terdapat dua anugerah yang Tuhan berikan kepada umat-Nya. Pertama, kita diperkenankan untuk hidup dalam damai sejahtera Tuhan (ayat 1 dan 2). Ada hubungan yang baik antara manusia dengan Tuhan, karena hubungan yang dulunya rusak karena dosa, telah dipulihkan. Pada saat kita percaya kepada Tuhan, kita tidak lagi berseberangan dengan Tuhan, tetapi Tuhan telah berada di pihak kita. Bahkan kita diangkat menjadi anak-anak Tuhan. Kita menjadi orang yang tidak beruntung ketika Tuhan membiarkan kita, baik dalam dosa maupun dalam permasalahan hidup. Celaka bagi kita ketika Tuhan tidak mau ikut campur dalam hidup kita. Jika kita merasa tenang saja pada waktu melakukan dosa, menganggap sepertinya Tuhan tidak ada, maka itu juga mungkin akan terjadi pada saat kita mendapatkan masalah, Tuhan pun tidak mempedulikan kita. Kedua, peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus, Yesus sedang memperdamaikan kita dengan Tuhan. Anugerah Tuhan bukan hanya pada saat kita diperdamaikan dengan Tuhan pada saat kematian Yesus, tetapi juga terjadi sampai hari ini karena kebangkitan Yesus. Artinya, sampai selama-lamanya anugerah Tuhan itu akan menopang dan memberkati kita.
Ketika kita mendapatkan anugerah ini, kita akan bisa bermegah atau bangga mendapatkan semua ini (ayat 2b). Yang kita dapatkan selanjutnya adalah pengharapan akan menerima kemuliaan Tuhan. Pengharapan ini akan terjadi pada saat Tuhan Yesus datang untuk yang kedua kali. Tetapi ternyata bukan hanya itu saja. Di ayat 3 dikatakan bahwa kita juga malah bermegah dalam kesengsaraan kita. Kesengsaraan ini mungkin sedang kita alami hari-hari ini. Memang kita sudah diperdamaikan oleh Tuhan, tetapi kita masih hidup di dunia dan mungkin akan mengalami kesengsaraan. Tuhan tidak melenyapkan kesengsaraan di dunia ini. Tuhan ingin mengatakan bahwa kesengsaraan di dalam Tuhan bukanlah hal yang buruk. Bagaimana bisa bermegah dalam kesengsaraan?
Mazmur 90 adalah Mazmur yang ditulis oleh Musa. Di ayat 10 dikatakan, “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan;” Musa adalah seseorang yang hebat, memimpin bangsa yang besar. Dia bahkan dibanggakan oleh orang-orang Yahudi. Ketika Tuhan Yesus dimuliakan di atas bukit, salah satunya yang datang adalah Musa. Tetapi, apakah kita bisa tahan ketika kita ada di posisi Musa? Musa dibanggakan bukan pada saat dia hidup, tetapi pada saat dia sudah meninggal. Pada masa hidup dan kepemimpinannya, justru Musa mendapatkan kutukan dan penganiayaan dari orang-orang Yahudi. Musa tidak menyerah mengalami penderitaan yang sangat berat itu. Baginya penderitaan itu bukan hal yang buruk, karena penderitaannya bukan karena kesalahan yang dilakukan.
Paulus juga mengalami hal yang sama. Paulus mengalami masalah dan pergumulan hidup ketika menjadi pemberita Injil. Masalah dan pergumulan hidup Paulus bukan masalah ekonomi, bukan soal jodoh, bukan soal anak. Tetapi yang dihadapi adalah tantangan ketika memberitakan Injil. Dia tidak peduli dengan kesehatannya. Apa yang dia alami sangat jauh lebih menderita daripada penderitaan kita saat ini. Tapi dia tidak cengeng. Bandingkan dengan manusia-manusia saat ini yang cengeng, padahal penderitaan yang mereka alami adalah penderitaan duniawi yang biasa-biasa saja, yang juga banyak dialami oleh orang lain.
Paling tidak, melalui Musa dan Paulus, kita bisa sedikit mengerti bahwa kesengsaraan bisa menjadi kemegahan bagi seseorang. Kesengsaraan itu bisa menimbulkan ketekunan. Orang yang mendapatkan masalah, akan berpikir untuk mencari solusinya. Ada banyak hal yang akan dilakukan, mencoba segala sesuatu dan tanpa sadar itu akan membawa seseorang pada ketekunan. Ketekunan akan membuat seseorang menjadi kuat dan tahan uji, tidak mudah goyah. Tahan uji akan menimbulkan pengharapan. Pengharapan yang didapat adalah pengharapan yang baik.
Pengharapan orang-orang percaya tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Tuhan mencurahkan kasihnya kepada orang-orang yang tidak mudah putus asa dan tahan uji. Yesus adalah Anak Allah yang berjuang keras, taat sampai mati untuk menyelesaikan misi-Nya demi kita, orang yang berdosa ini. Jika Yesus putus asa, tidak taat sampai mati, maka kita saat ini menjadi orang-orang yang tidak berguna. Yesus juga mengalami kesengsaraan, tetapi Dia tahan semuanya itu tanpa menyerah.
Views: 22