Jelajah PB 287 (Lukas 22:1-6)

Hari raya Roti Tidak Beragi, yang disebut Paskah, sudah dekat. Paskah bagi bangsa Yahudi adalah hari saat mereka memperingati tulah yang ke-10 yang terjadi di Mesir, ketika mereka dibawa oleh Tuhan keluar dari tanah Mesir dengan cara mematikan semua anak sulung di Mesir, dari anak sulung Firaun sampai anak sulung binatang. Barangsiapa tidak mau kehilangan anak sulungnya, dia harus menyembelih seekor anak domba dan darahnya dipoleskan di ambang pintu. Ketika malaikat maut lewat, maka malaikat itu akan membunuh anak sulung di rumah yang tidak ada polesan darah. Sedangkan rumah yang ada polesan darah, akan dilewati dan anak sulung di rumah tersebut tidak dibunuh. Untuk memperingati hari itu, dibuatlah sebuah aturan bahwa di setiap tanggal 14 bulan Nisan, mereka harus menyembelih seekor domba sebagai peringatan hari Paskah.

Aturan ini harus dilakukan oleh bangsa Israel dan orang-orang dari bangsa lain yang percaya kepada Tuhan, sampai yang disimbolkan itu tiba. Darah domba yang disembelih itu telah menyelamatkan anak sulung bangsa Israel dan bahkan telah memerdekakan mereka dari perbudakan di Mesir. Ini adalah ritual yang sangat penting yang harus dilakukan oleh orang-orang Yahudi setiap tahunnya.

Sesungguhnya, anak domba yang dikorbankan dan darahnya dipoleskan di ambang pintu itu adalah simbol dari Anak Manusia yang akan datang dan akan disalibkan di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia. Karena itu bukan kebetulan jika Yesus juga disalibkan pada saat yang sama, yaitu tanggal 14 bulan Nisan, yaitu pada hari di saat bangsa Yahudi menyembelih domba. Ini adalah rancangan keselamatan yang sudah Tuhan buat untuk kebaikan dan keselamatan manusia.

Sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa, tidak ada kemungkinan bagi manusia untuk masuk ke dalam kerajaan Sorga, ke dalam kekekalan. Dosa sekecil apapun juga tidak bisa masuk ke dalam Sorga, karena Sorga adalah tempat maha kudus, tempat di mana Tuhan berada. Tidak mungkin dosa bisa dihapuskan dengan amal, ibadah atau usaha manusia. Dosa bisa diselesaikan pada saat dijatuhi hukuman. Karena itulah Tuhan berjanji untuk mengirimkan Juruselamat yang akan dihukumkan untuk menanggung dosa manusia. Sebelum Sang Juruselamat itu tiba, Tuhan memerintahkan ibadah simbolik untuk menggambarkan-Nya.

Gambaran salib sebenarnya secara samar-samar sudah muncul ketika bangsa Israel diperintahkan untuk memoles ambang pintu dengan darah, yaitu di sebelah kiri-kanan serta atas dari ambang pintu tersebut. Tuhan Yesus tahu bahwa waktunya sudah tiba. Dia akan disalibkan pada Paskah tahun itu. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat berusaha sekuat tenaga untuk mencari jalan supaya mereka dapat membunuh Yesus.

Mereka mendapatkan kesempatan itu ketika Iblis masuk ke dalam Yudas Iskariot. Yudas Iskariotlah yang menjadi jalan bagi para pemimpin Yahudi untuk menyerahkan Yesus supaya disalibkan. Ketika Tuhan Yesus dijual oleh Yudas Iskariot, pada saat itu Yudas Iskariot menempatkan dirinya sebagai tuan dan menempatkan Yesus sebagai budak, dijual dengan harga seorang budak, yaitu tiga puluh keping perak. Hal ini sudah dinubuatkan di dalam Zakaria 11:11-12, tetapi tidak dijelaskan bahwa Yudas Iskariotlah yang akan menyerahkan Yesus. Tetapi celakalah Yudas Iskariot, karena telah menggenapi nubuatan negatif tersebut. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan (Matius 26:24; Markus 14:21).

Views: 14

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top