Keluaran 32:1-6
Pasal 25-31 merupakan isi dari percakapan antara Tuhan dan Musa di gunung Sinai. Ketika orang Israel sampai di gunung Sinai, Tuhan berbicara kepada mereka secara langsung dari atas gunung itu dengan suara guruh. Mendengar suara itu, orang Israel sangat ketakutan. Tuhan juga sudah memberikan sepuluh hukum, yang tercatat di dalam Keluaran 20. Karena ketakutan, maka bangsa Israel meminta kepada Musa supaya menjadi perantara antara Tuhan dengan bangsa Israel. Tuhan tidak perlu berbicara secara langsung kepada bangsa Israel.
Tuhan berbicara kepada Musa, selanjutnya Musa menyampaikan perkataan dan perintah Tuhan itu kepada bangsa Israel. Usul dari bangsa Israel itu diterima oleh Tuhan dan Musa. Dari pasal 21-23, ada berbagai perintah lanjutan dari Tuhan mengenai tata cara serta hukum sipil bagi bangsa Israel. Sepuluh hukum dijelaskan dengan lebih detail dan terperinci. Pasal 25-31 Tuhan memberikan hukum ibadah atau hukum seremonial. Bangsa Israel diberi petunjuk oleh Tuhan untuk membuat Kemah Suci dan semua perabotannya.
Tuhan merangkum semua itu dalam bentuk loh-loh batu. Tuhan menulisi loh batu itu dengan jari-Nya sendiri. Kemungkinan yang tercantum dalam dua loh batu itu adalah ringkasan dari semua hukum yang sudah disampaikan oleh Tuhan melalui Musa. Kemungkinan hanya sepuluh hukum yang ditulis di loh batu itu. Nanti kita akan dijelaskan bahwa loh batu itu ditulisi di dua sisi, di sebelah luar dan dalam. Tulisan adalah salah satu bentuk komunikasi Tuhan. Alkitab menjadi satu-satunya bentuk komunikasi Tuhan dengan manusia, sampai hari ini.
Yesus Kristus juga pernah menulis. Di dalam Yohanes 8, pada saat Tuhan Yesus diperhadapkan dengan perempuan yang kedapatan berzinah, pada waktu itu Tuhan Yesus menulis di tanah. Kita tidak tahu apa yang ditulis oleh Tuhan Yesus pada waktu itu. Setelah Tuhan menulisi loh batu itu, Tuhan menyuruh Musa untuk turun dari gunung Sinai.
Selanjutnya kita melihat satu peristiwa yang tidak pernah diduga sebelumnya. Sebuah tragedi terjadi pada bangsa Israel. Musa lama berada di atas gunung, yaitu selama empat puluh hari empat puluh malam (Keluaran 24:18). Empat puluh hari empat puluh malam ini sebenarnya juga menjadi gambaran atau tipologi bagi Yesus Kristus sebelum masuk dalam pelayanan-Nya.
Karena orang Israel merasa bahwa Musa terlalu lama di atas gunung, maka mereka mulai bertanya-tanya. Kita sudah melihat bahwa mereka adalah bangsa yang tidak sabar. Mereka suka sekali bersungut-sungut kepada Tuhan. Ketika mereka merasa kehilangan tokoh yang telah memimpin mereka keluar dari Mesir, maka iman mereka segera lemah. Padahal Musa tidak jauh dari mereka, tetapi mereka seperti kehilangan seseorang yang mengingatkan mereka.
Banyak orang yang tidak mau sabar menunggu waktu Tuhan. Tuhan sesungguhnya membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Terkadang Tuhan secara sengaja tidak memberikan kita sesuatu, karena ada waktu yang lebih baik dan bertujuan untuk menguatkan iman kita. Kita pernah membahas hal itu dalam peristiwa Yusuf, anak Yakub yang dipenjara di Mesir. Ada waktu terbaik yang diberikan oleh Tuhan, sehingga Yusuf keluar dari penjara pada saat yang tepat dan menjadi orang kedua di Mesir.
Views: 29