Waktu Tuhan (Jelajah PL 240)

Keluaran 7:4-7

Mengenai kekerasan hati Firaun, pada saat tulah-tulah pertama diturunkan, Firaun mengeraskan hatinya terus. Firaun memang dari awal memiliki keputusan untuk mengeraskan hatinya sendiri. Sampai di tulah-tulah akhir, barulah Tuhan mengeraskan hati Firaun, karena memang hati Firaun tidak mau berubah. Cara Tuhan mengeraskan hati Firaun adalah membiarkannya, mengikuti kehendaknya sendiri. Ketika sudah sampai pada tahap ini, maka Firaun sudah masuk dalam penghakiman. Tuhan tidak lagi memperingatkan Firaun. Kesempatan sudah diberikan kepada Firaun, tetapi ia menolaknya.

Dengan keputusan Firaun tersebut, maka Tuhan akan membuat banyak tanda dan mujizat di Mesir. Tuhan tidak hanya menurunkan satu tulah, tetapi sepuluh tulah. Tanda dan tulah itu diberikan supaya orang-orang Mesir mengetahui Tuhan yang disembah oleh bangsa Israel. Tanda dan tulah itu juga dipakai untuk menjawab Firaun yang mempertanyakan Tuhan di dalam Keluaran 5:2, “Siapakah Tuhan itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku Tuhan itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi.” Firaun telah menantang Tuhan. Tuhan memberi jawab tantangan Firaun itu dengan tanda dan tulah dahsyat yang menimpa Mesir.

Tuhan menyampaikan semua itu kepada Musa dan Harun. Jika Musa dan Harun tidak didengarkan oleh Firaun, maka Tuhan akan mendatangkan tangan-Nya kepada Mesir dan mengeluarkan pasukan-Nya dan umat Israel keluar dari Mesir dengan hukuman-hukuman yang berat bagi orang-orang Mesir. Dengan demikian, orang Mesir akan mengetahui bahwa Tuhan mengacungkan tangan-Nya kepada Mesir dan membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Mendengar semua perkataan Tuhan itu, Musa dan Harun kembali bersemangat untuk melakukan perintah Tuhan itu. Pada waktu menghadap Firaun, Musa berumur delapan puluh tahun dan Harun berumur delapan puluh tiga tahun.

Bagi manusia, delapan puluh tahun adalah waktu yang cukup lama untuk menunggu Tuhan. Paling tidak sudah melewati dua atau tiga generasi. Tetapi lebih baik kita menantikan Tuhan, kapan pun hal itu terjadi, karena waktu Tuhan adalah waktu yang paling tepat. Ketika berusia empat puluh tahun, Musa sudah berpikir untuk menyelamatkan orang Israel dari perbudakan di Mesir. Pada waktu itu Musa masih sangat muda, memiliki kekuatan dan kapasitas yang memadai untuk memimpin orang Israel. Tetapi di usia itu, belum waktu Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel.

Musa tidak hanya kuat di usia empat puluh tahun. Bahkan Musa masih kuat di usia seratus dua puluh tahun, bahkan sampai hari matinya. Tuhan tidak pernah terlambat, Tuhan juga tidak pernah terlalu cepat. Waktu Tuhan adalah waktu yang tepat. Dia membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Tidak ada kata terlambat untuk melayani Tuhan. Kita bisa melayani Tuhan di usia berapapun, sesuai dengan kemampuan dan kapasitas kita masing-masing. Ketika kita melayani Tuhan dengan sepenuh hati, maka Tuhan akan memberi kekuatan dan memperlengkapi kita.

Views: 22

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top