Keluaran 4:6-11
Jika orang Israel masih belum percaya kepada Musa, maka Tuhan telah menyiapkan tanda lain. Tanda kedua, Musa memasukkan tangannya ke dalam bajunya. Ketika tangan itu ditarik keluar, maka tangan itu terkena kusta. Tangan itu menjadi putih. Penyakit kusta cukup mengerikan. Ketika kusta menyerang tangan, maka jari-jari bisa terlepas, sehingga orang-orang yang berpenyakit kusta, bisa saja tidak memiliki jari. Orang yang terserang penyakit kusta, tidak akan memiliki rasa sakit di ujung jari tangan dan kakinya.
Tangan Musa yang putih seperti salju, ketika dimasukkan kembali ke bajunya dan dikeluarkan lagi, maka tangan itu menjadi pulih seperti semula. Ini menjadi tanda sekaligus peringatan bagi bangsa Israel. Orang Israel diperingatkan supaya tidak bermain-main dengan Tuhan. Tuhan juga berkuasa atas kesehatan manusia. Tuhan bisa mendatangkan kesehatan, Dia juga mengizinkan manusia mengalami kesakitan. Seharusnya orang yang bijaksana mau memperhatikan peringatan ini dan percaya kepada Tuhan.
Jika orang Israel masih mengeraskan hati dan tidak mau percaya dengan perkataan Musa, maka Tuhan masih memberikan satu tanda lagi, yaitu merubah air sungai Nil menjadi darah. Hal ini nanti akan diulangi dalam satu tulah bagi bangsa Mesir. Tuhan sudah memperlengkapi Musa dengan tanda-tanda yang cukup, sehingga orang-orang Israel seharusnya percaya kepada perkataan Musa. Seharusnya Musa juga tidak memiliki alasan lagi untuk menolak melakukan pekerjaan Tuhan ini.
Tetapi ternyata Musa masih mencari-cari alasan lain. Bagi kita, jangan kita terburu-buru menyalahkan Musa. Mungkin kita lebih sering dan lebih mencari-cari alasan lain, dibandingkan dengan Musa. Banyak orang beralasan, ketika sudah tahu kebenaran firman Tuhan. Banyak orang tidak mau memilih dan berpihak pada kebenaran, tetapi terus hidup dalam ketidaktaatan kepada Tuhan. Musa beralasan bahwa ia tidak pandai berbicara, karena berat mulut dan berat lidah. Apakah Musa gagap dan susah berbicara?
Di dalam Kisah Para Rasul 7:22 dikatakan, “Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.” Di ayat ini dijelaskan bahwa Musa berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya. Artinya, Musa sebenarnya orang yang pandai berbicara. Hal ini terjadi ketika Musa masih berada di Mesir, masih di dalam didikan kerajaan Mesir. Musa sudah sangat pandai berbicara, ketika ia belum bertemu dengan Tuhan di gunung Sinai. Dalam hal ini, Musa hanya beralasan saja. Mungkin ia tidak tahu, segala sesuatu yang harus dibicarakan kepada orang Israel dan juga kepada Firaun.
Musa merasa rendah diri dan tidak memiliki keberanian untuk berbicara di depan orang Israel. Dalam kehidupan sekarang ini, seringkali banyak yang tidak sadar bahwa kita diberi potensi oleh Tuhan untuk berbicara dan memberitakan firman Tuhan di depan banyak orang. Karena kita tidak menyadarinya, maka kita tidak menggali potensi itu. Berbicara di depan orang banyak adalah kebiasaan dan keterampilan yang bisa dipelajari. Pendiam sekalipun, jika ia mau belajar untuk berbicara di depan umum, ia akan bisa melakukannya.
Views: 21