Keluaran 4:12-31
Menghadapi berbagai alasan dari Musa, Tuhan menjawab semuanya dengan penuh kesabaran. Jika Musa mengalami masalah dengan mulut dan lidahnya, Tuhan akan membuatnya menjadi tidak bermasalah. Tuhan berjanji akan menyertai Musa dan mengajarkan segala sesuatu yang harus dikatakan oleh Musa. Selanjutnya Musa tidak memiliki alasan lagi, sehingga Musa menyarankan Tuhan supaya mengutus orang lain saja. Hal ini membuat Tuhan murka kepada Musa. Tuhan murka karena alasan Musa semakin tidak masuk akal.
Dalam hal ini, Tuhan pun menuruti kemauan Musa. Tuhan mengutus orang lain, yaitu saudara Musa yang bernama Harun, tetapi hanya sebagai pembicara atau penyambung lidah Musa. Kelemahan iman Musa menimbulkan masalah di kemudian hari. Nanti kita akan sampai pada kisah ketika Harun justru membuat masalah, ketika bangsa Israel memilih untuk membuat patung dari lembu emas. Jika Musa mau menerima perintah Tuhan tanpa melibatkan Harus, sepertinya bangsa Israel tidak akan menyimpang sedemikian jauh. Bisa saja karena iman Musa yang lemah ini, maka posisi keimamatan diberikan kepada Harun.
Ketika mematuhi perintah Tuhan, Musa pun perlu meminta izin kepada mertuanya. Musa tidak memberitahukan kepada mertuanya tentang alasannya untuk kembali ke Mesir. Yitro memberikan izin kepada Musa. Di Midian, Tuhan kembali mengingatkan Musa untuk segera kembali ke Mesir. Tuhan juga memberitahu bahwa semua orang yang ingin mencabut nyawa Musa, sudah mati. Ketika memutuskan untuk mengikuti perintah Tuhan, Musa sudah tidak takut untuk pergi ke Mesir. Keputusan itu telah diambil oleh Musa sebelum ia mengetahui bahwa Firaun yang ingin membunuh Musa telah mati.
Tuhan kembali mengingatkan Musa, semua yang perlu dikatakan kepada Firaun. Tuhan menyebut Israel sebagai anak sulung. Pada saat Musa mengatakan itu kepada Firaun, nanti Firaun tidak akan membiarkan mereka pergi. Disini dikatakan bahwa “Tuhan mengeraskan hati Firaun.” Hal ini sering menimbulkan perdebatan. Mengenai “mengeraskan hati”, kita perlu melihat keseluruhan kisah ini, sehingga nanti kita mendapatkan kesimpulan yang tepat mengenai kata ini.
Musa pergi ke Mesir dengan mengajak keluarganya. Tuhan juga akan mempersiapkan keluarga Musa untuk pekerjaan pelayanan yang penting ini. Di dalam perjalanan, tiba-tiba Tuhan ingin membunuh Musa. Ketika Tuhan memanggil seseorang untuk melayani, sepertinya keluarga juga harus siap. Selama Musa berada di Midian, ia melalaikan satu perintah Tuhan yaitu mengenai sunat. Musa memiliki dua anak laki-laki, yaitu Gersom dan Eliezer. Salah satu dari anak Musa itu tidak disunat.
Dalam kasus ini, sepertinya Zipora tidak menyetujui sunat. Zipora adalah orang Midian, sedangkan Yitro adalah seorang imam. Midian berbeda dengan Kanaan. Sebagian besar orang Midian menyembah Tuhan yang benar, sehingga Zipora tahu tentang Tuhan. Musa sepertinya juga tidak peduli dengan sunat itu. Selama berada di Midian, Tuhan membiarkan semua itu. Ketika Musa sudah berangkat ke Mesir untuk membawa firman Tuhan, maka sunat menjadi keharusan bagi seluruh keluarga Musa yang laki-laki. Zipora segera sadar dengan hal itu, sehingga ia segera menyunat anaknya.
Views: 23